Wayang Orang Bharata Hidup Enggan, Mati Segan

Sabtu, 08 Agustus 2015 - Eddy Flo

MerahPutih Budaya - Wayang Orang Bharata, membutuhkan perhatian serius dari pemerintah. Pasalnya hingga kini seni pertunjukan ini hanya pentas sekali dalam seminggu, padahal animo masyarakat sangat luar biasa. Hal ini disampaikan M Yunus selaku Humas Wayang Orang Bharata.

“Kamarin kami menghadap ke kepala dinas Pariwisata dan Kebudayaan DKI Jakarta, supaya frekuensi ditambah dua atau tiga kali seminggu, selain mengakomodir permintaan penonton dengan adanya penambahan hari akan menambah pemasukan bagi Wayang Orang Bharata,”ujarnya pada saat ditemui merahputih.com di gedung Bharata Purwa, Senin, (3/8).

Walaupun pertunjukan Wayang Orang masih ada hingga saat ini, namun tidak menutup kemungkinan akan punah jika tidak mendapat dukungan yang serius. Usaha pelestarian para anggota atau keluarga Wayang Orang Bharata bisa dibilang sudah sangat maksimal, walhasil saat ini tak kurang dari 160 anggota aktif yang tercatat.

Pelestarian melalui pengajaran sejak dini dilakukan oleh pengurus, yang hasilnya diadakan pementasan remaja dua kali dalam setahun.

“Sekarang sudah angkatan ke enam untuk yang remaja, kegiatan pembelajarannya Senin, main bola, malam latihan nembang (menyanyi), Selasa, menari, Rabu, olah tubuh, dan seterusnya, ”kata Yunus.

Selain kurangnya hari untuk pementasan, dia juga mengharapkan bantuan untuk oprasional baik dari pemerintah maupun donatur. Dulu Wayang Orang Bharata mendapatkan bantuan dari PT JICT (Jakarta International Container Terminal) sebesar Rp45 juta per triwulan, yang digunakan untuk kaderisasi, namun dua tahun terakhir, sejak kepemilikan saham sebagian dimiliki asing, tak adalagi bantuan tersebut.(hdi)

 

Baca Juga:

Wayang Orang Bharata Lahir dari Sapta Marga TNI

Wayang Orang Bharata, Serpihan Budaya yang Tersisa di Jakarta

Bagikan

Baca Original Artikel
Bagikan