Permohonan untuk mempelajari kesenian tradisional gamelan Jawa asli Indonesia itu datang dari berbagai kalangan mulai dari anak-anak sekolah dasar, sekolah lanjutan (SMP/SMA), akademi musik, hingga perusahaan atau event organizer yang bergerak di bidang musik.

Yunus mengutarakan jika gaji setiap pemain berbeda, untuk utama sekitar Rp50 ribu, Pratama Rp30 ribu dan madya tidak kurang dari Rp25 ribu perminggu.

Kehidupan pemain wayang orang memprihatinkan kalau tidak dibilang miris. Honor pentas hanya untuk makan sekali.

Bubur Sengkolo lebih dikenal sebagai bubur merah putih, yang merupakan bubur beras yang dicampuri gula merah dan bubur putih dengan sejumput parutan kelapa. Disediakannya bubur tersebut bukanlah perkara kebetulan tetapi mengingatkan akan warna bendera nasional Indonesia yaitu Merah Putih.

Dihubungi secara terpisah, Ki Kusumo juga membenarkan jika bangunan tua pasti ada penunggunya, “Iya ada penunggunya,”ujar paranormal ternama Indonesia ini.

Walaupun pertunjukan Wayang Orang masih ada hingga saat ini, namun tidak menutup kemungkinan akan punah jika tidak mendapat dukungan yang serius.

“Dulu kami dikenal dengan nama wayang orang Pancamukti pada tahun 1962, dan dikelola perwira angkatan darat, Mayor Suyono. Karena kebetulan lokasi kami di seberang komplek angkatan darat Siliwangi. kelompok kami mendapatkan kebebasan dan perlindungan untuk berkesenian

“Biasanya kami mementaskan wayang orang Bharata setiap malam Minggu, tapi dulu tahun 1970’an memang sering hampir setiap hari,”tutur M Yunus, selaku Humas dan kepala rumah tangga wayang orang Bharata.