Wawan Purwanto: ISIS Tawari WNI Gaji Rp 140 Juta
Senin, 09 Maret 2015 -
MerahPutih Nasional- Sebanyak 16 Warga Negara Indonesia (WNI) dikabarkan hilang saat berwisata ke Turki, kemungkinan besar belasan WNI bergabung dengan gerakan Islam radikal Islamic State of Iraq and Syiria (ISIS).
Terkait dengan hal tersebut, baik Polri dan Badan Nasional Penanggulangan Teroris (BNPT) menduga bahwa belasan orang tersebut bukan menghilang melainkan bergabung dengan gerakan Islam radikal ISIS.
"Ada dugaan kuat mereka bergabung dengan ISIS," kata Kepala Bagian Penerangan Umum Mabes Polri Kombes Pol Rikwanto di kantornya, Senin (9/3).
Menanggapi hal tersebut analis terorisme yang juga tenaga ahli Badan Nasional Penanggulangan Terorisme (BNPT) Wawan Purwanto, menjelaskan, selain motif ideologis, motif lain yang banyak menarik orang untuk bergabung dengan ISIS adalah motif ekonomi.
Wawan menjelaskan, ISIS sendiri memberikan tawaran menggiurkan bagi mereka yang hendak bergabung dengan organisasinya. Dalam sepekan setiap anggota bisa memperoleh gaji sekitar Rp 20 hingga Rp 40 juta. Jika dikalkulasi satu bulan jumlah uang yang didapat anggota ISIS sejumlah Rp 140 juta.
"Itu kan tawaran menggiurkan," kata Wawan saat dihubungi merahputih.com, Senin (9/3). (Baca: Densus 88 Tangkap Dua Terduga Teroris, Pengamat: Mereka itu Orang Lama)
Lebih lanjut pria kelahiran Kudus, Jawa Tengah pada 10 November 1965 menambahkan, ISIS bukan hanya memberikan gaji kepada tentara perangnya, melainkan juga kepada para koki atau mereka yang bersedia bekerja mendukung kegiatan perang.
"Semakin sulit pekerjaan mereka, maka semakin besar upah yang didapati," tandas Wawan.
Seperti diberitakan sebelumnya sebanyak 16 WNI hilang di Istanbul, Turki. Sebanyak 16 rombongan hilang itu terdiri atas 2 bayi, 5 anak-anak, 1 orang remaja dan 8 orang dewasa. Pada mulanya mereka berangkat dengan mengguakan travel bernama Smailing Tour pada tanggal 24 Februari 2015 dengan jumlah rombongan awal sebanyak 25 orang.
Namun demikian dalam perjalanan, sebanyak 16 orang rombongan memisahkan diri. Mereka berjanji kembali bergabung pada tanggal 26 Februari 2015 di Kota Pamukkale, Turki. Hingga tanggal yang dijanjikan keenam belas rombongan tersebut tidak kunjung datang. (bhd)