Wartel yang Punah Karena Teknologi Digital

Jumat, 27 September 2019 - P Suryo R

TAHUN 1990-an, selain warteg ada satu warung lagi yang sangat terkenal wartel, warung telekomunikasi. Tentunya karena jualannya telekomunikasi maka yang ada di dalamnya perangkat telepon atau mesin faximil.

Warung telekomunikasi atau wartel menghubungkan komunikasi pembicaraan dengan seseorang yang jauh secara jarak bahkan waktu. Wartel memiliki layanan SLJJ atau Sambungan Langsung Jarak Jauh bertelepon. Entah domestik, interlokal maupun internasional (Sambungan Langsung Internasional). Bahkan wartel yang lengkap biasanya ada fasilitas faximil yakni mengirimkan dokumen ke mesin faximil yang dituju melalui nomor telepon.

Baca Juga:

Teknologi Jadul yang Mungkin Enggak Pernah Anak Jaman Now Coba

wartel
Menurut Kemenkominfo, pada 2015 wartel sudah tidak lagi beroperasi. (Foto: instagram@agusprastiyo704)

Sejalan dengan perkembangan teknologi digital, wartel semakin kehilangan popularitasnya. Saat semua orang sudah memegang alat komunikasinya sendiri, wartel pun ditinggalkan.

Wartel berada di puncak kejayaannya pada tahun 1990-2000. Kala itu, bagi para pemilik usaha Wartel menjadi salah satu sumber usaha yang pemasukannya makmur dan sejahtera. Sebab, masyarakat butuh akan komunikasi telepon sehingga akan mencari Wartel. Tak heran jika banyak masyarakat yang rela antri lama untuk menunggu giliran menelepon.

Wartel mengalami penurunan ketika kebutuhan komunikasi semakin mudah. Perlahan-lahan wartel mulai kehilangan antrian orang yang menggunakan jasanya. Apalagi tarif yang diterapkan masing-masing provider dinilai lebih murah dibandingkan menggunakan telepon di Wartel. Masih ingatkah kamu dengan merk ponsel lamamu seperti Nokia, Sony Ericsson atau Motorola?

Baca Juga:

Tertelan Zaman, Kebiasaan Melancong Ini Tidak Dilakukan Lagi

wartel
Ruangan berukuran kecil yang menjadi tempat untuk menelepon dengan pengingat waktu dan biaya. (Foto: instagram@galerinostalgia)

Menurut data Kementerian Komunikasi dan Informatika (Menkominfo), keberadaan Wartel sudah mulai menurun di tahun 2010. Pada tahun itu tercatat jumlah sambungan Wartel sebanyak 282.400. Penurunan paling signifikan terjadi pada 2014, dimana sambungan wartel menjadi 816 dari tahun sebelumnya yakni sebanyak 227.600. Mirisnya, pada 2015 sudah tidak ada lagi sambungan wartel di seluruh wilayah Indonesia.

Kini, Wartel hanya bisa kita lihat melalui gambar pada mesin pencarian Google. Banyak kenangan dan momen-momen yang tentunya selalu membekas di benak kita. Namun, di satu sisi kita juga harus bersyukur dengan adanya perkembangan teknologi, kita tidak lagi kesulitan untuk berkomunikasi. Ponsel-ponsel yang sudah semakin canggih sangat membantu kita dalam melakukan aktivitas. (And)


Baca Juga:

Pernah Muncul di Film Fiksi Lawas, 6 Hal Berikut Kini Sudah ada di Dunia Nyata

Bagikan

Baca Original Artikel
Bagikan