Waisak Momentum Umat Buddha Cabut 3 Akar Kejahatan Penderitaan Manusia
Jumat, 24 Mei 2024 -
MerahPutih.com - Perayaan Waisak 2568 TB menjadi momentum agar umat Buddha bersama-sama mencabut tiga akar kejahatan yang menjadi penyebab penderitaan manusia.
Tiga akar kejahatan penderitaan manusia itu dalam ajaran Buddha merujuk kepada dosa (kebencian), lobha (keserakahan) dan moha (kebodohan).
"Dosa, lobha, dan moha itu bukan hanya di permukaan, karena ketiga hal tersebut sudah mengakar. Untuk itu kita, harus membangkitkan semangat mencabut akar-akar kejahatan itu agar bahagia," ujar Ketua Sangha Bhikkhuni Theravada Indonesia, Y.M. Bhikkhuni Santini Mahatheri, di Vihara Aryadwipa Arama, Jakarta, Kamis (23/5).
Dalam pesan Bimbingan Dhamma pada perayaan Waisak 2568 TB itu, Bhikkhuni Santini menekankan agar manusia tidak boleh terlena dalam tiga kejahatan tersebut dan senantiasa mengikuti apa yang Sang Buddha ajarkan.
Baca juga:
"Kebahagiaan bukan hadiah, tetapi hasil dari sebuah perjuangan. Buddha juga ada kelahiran yang beliau harus melalui perjuangan dulu baru berhasil, beliau mencari pencerahan, dari manusia biasa, kemudian menjadi Bodhisatwa (calon Buddha), hingga akhirnya menjadi Buddha," katanya, dikutip dari Antara.
Menurutnya, segala sesuatu yang berkondisi pasti mengalami perubahan, sehingga manusia tidak boleh melekati segala sesuatu, karena pasti membawa perubahan dan penderitaan.
"Kita tidak perlu melekati segala sesuatu, karena segala sesuatu yang kita lekati itu pasti membawa perubahan dan penderitaan. Apapun yang kita lekati, pasti akan kena hukum di kemudian hari," ujarnya.
Dia juga mengingatkan agar umat Buddha lebih konsisten dalam melakukan meditasi merujuk pesan Buddha untuk menaklukkan diri sendiri.
Baca juga:
Perayaan Hari Raya Tri Suci Waisak jadi Momentum Rajut Kerukunan Pasca Pemilu 2024
"Meditasi itu susahnya apa sih? Enggak susah. Coba bayangkan kalau mencari duit masih capek, kerja bakti capek, meditasi cuma sadari nafas masuk, dan sadari nafas keluar. Meditasi yang susah itu bandelnya," tandasnya. (*)