Usia Pernikahan dan Kerentanan Selingkuh
Jumat, 31 Desember 2021 -
KISAH rumah tangga Aris dan Kinan dalam serial Layangan Putus menyadarkan banyak orang bahwa perselingkuhan bisa terjadi pada siapa saja. Rasa bosan menjadi alasan yang paling umum diungkapkan saat perselingkuhan terjadi dalam rumah tangga. Hal itu mungkin saja mengingat pasangan suami istri mungkin telah bersama dalam waktu yang lama.
Dalam kisah Layangan Putus, Aris dan Kinan diceritakan telah menikah selama tujuh tahun ketika sang suami ketahuan punya perempuan lain.
BACA JUGA:
Lajang, Tahun Baru saatnya Praktikkan Teknik Kencan Anti-Ghosting
Kisah pria yang berselingkuh seakan membenarkan penelitian yang dipublikasikan di The Journal of Sex Research. Penelitian itu menemukan bahwa pria cenderung lebih sering berselingkuh dalam pernikahan ketimbang perempuan.

Saat menghadapi perselingkuhan, 44 persen perempuan berusia di bawah 30 tahun mengatakan mereka akan mengakhiri hubungan saat seorang pria tidak lagi setia. Lain halnya bagi perempuan di usia 40-an, hanya 28 persen yang memilih bubar, dan perempuan 60-an hanya 11 persen. Hal itu menunjukkan seiring bertambahnya usia, perempuan cenderung lebih menoleransi perselingkuhan yang dilakukan pasangan.
Usia pernikahan dan kerentanan selingkuh

Peneliti juga menemukan fakta bahwa dalam hubungan pernikahan, kecenderungan pria dan perempuan untuk melakukan perselingkuhan berbeda. Perempuan amat mungkin akan selingkuh di usia pernikahan 6-10 tahun.
Sementara itu, pria lebih tertarik berselingkuh setelah menikah selama 11 tahun. Para peneliti mendasarkan temuan itu pada data yang dikumpulkan dari 423 peserta. Para peserta diminta memberi peringkat sesuai dengan kepentingan. Partisipan juga disodori 29 alasan untuk menolak perselingkuhan serta kemungkinan mereka untuk selingkuh jika diberi kesempatan.
Hasil penelitian itu menguak bahwa faktor-faktor yang berperan paling besar dalam perselingkuhan ialah jenis kelamin, keyakinan beragama, dan usia pernikahan.
Dalam survei lain yang dilakukan Superdrug’s Doctor Online terhadap lebih dari 2.000 orang Amerika dan Eropa menguak alasan pria dan perempuan berselingkuh. Para perempuan berselingkuh karena merasa tidak mendapatkan perhatian yang cukup dari pasangan mereka. Sementara itu, alasan tak setia kaum pria ialah mereka melihat perempuan lain lebih menggoda ketimbang istri mereka.
Walaupun tidak 100 persen akurat, temuan itu bisa menjadi pengingat bagi pasutri. Perselingkuhan sangat mungkin terjadi. Oleh karena itu, kamu perlu memupuk hubungan dengan pasangan agar tetap hangat agar terhindar dari kasus perselingkuhan. Diketahui, keputusan untuk tidak berselingkuh lebih dimotivasi faktor internal daripada faktor eksternal, misalnya takut akan kesendirian.
Alasan lain untuk setia ialah keinginan untuk mematuhi standar moral yang berlaku. Menariknya, standar moral dalam masyarakat ternyata lebih ampuh untuk mencegah orang selingkuh daripada kekhawatiran soal dampak pada anak-anak atau pasangan.(dwi)