Untungkan Kreditur Asing, Sri Mulyani Disebut Menkeu 'Terbalik'

Kamis, 29 Agustus 2019 - Angga Yudha Pratama

Merahputih.com - Tingginya tingkat bunga utang yang dikeluarkan pemerintah selama Sri Mulyani Indrawati menjadi Menteri Keuangan dinilai telah merugikan rakyat.

Bahkan, bunga utang yang diberikan lebih tinggi dari negara-negara yang ratingnya rendah dibawah Indonesia seperti Vietnam dan Philipina.

Baca Juga:

Tagar #SMIBukaBukaan Ramai di Twitter, Netizen Tuntut Sri Mulyani Jelaskan Kasus BLBI

“KSSK mencatat beberapa potensi risiko dari eksternal dan domestik yang harus diwaspadai," paparnya dalam konferensi pers Komite Stabilitas Sistem Keuangan (KSSK) di Jakarta, Selasa (30/7).

Ekonom senior, Rizal Ramli menilai Sri Mulyani Menkeu 'terbalik'. Pasalnya, di satu sisi kebijakannya itu menguntungkan kreditur asing. Sementara, di sisi lain mengorbankan masyarakat yang menanggung bunga utang tersebut.

"Kebijakan Menkeu “terbalik” sangat merugikan rakyat Indonesia, karena RI berikan yield/bunga utang lebih tinggi dari negara-negara yang ratingnya lebih rendah, seperti, Vietnam dan Philipina. Harusnya lebih rendah. Kalau begini, kreditur asing yang happy lah," ujar Rizal, Rabu (28/8).

Mahalnya bunga utang yang diberikan Sri Mulyani kepada kreditur, menurut Rizal Ramli, sudah sejak menjadi Menteri Keuangan era Susilo Bambang Yudhoyono.

Menkeu Sri Mulyani ungkap pertumbuhan ekonomi Indonesia relatif stabil
Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati. (ANTARA FOTO/Akbar Nugroho Gumay)

Kala itu tahun 2006 hingga 2010, Sri Mulyani menerbitkan utang sebesar Rp454,9 triliun dengan yield yang tinggi sehingga menambah beban rakyat hingga Rp199,7 triliun.

Sedangkan selama menjadi Menteri Keuangan di pemerintahan Presiden Joko Widodo, telah diterbitkan utang sebesar Rp790,7 triliun yang merugikan rakyat hingga Rp118 triliun.

"Sebagai Menkeu SBY (2006-2010), SMI terbitkan utang Rp454,9 triliun dengan yield kemahalan sehingga nambah beban rakyat Rp199,7 triliun. Sebagai Menkeu Jokowi (2006-19) @jokowi terbitkan utang Rp790,7 triliun dengan yield kemahalan sehingga nambah beban rakyat Rp118 triliun. Total Menkeu ‘Terbalik’ untungkan kreditur, rugikan rakyat Rp317,7 triliun," tulisnya.

Baca Juga:

Sri Mulyani: Investasi Bisa Jadi Penopang Pertumbuhan Ekonomi 5,3-5,6 Persen

Rizal Ramli juga membandingkan Sri Mulyani dengan Agus Martowardojo dan Bambang Brodjonegoro ketika menjadi Menteri Keuangan yang memberikan bunga utang lebih murah.

"Ketika pinjam dengan bonds, Menkeu Agus Marto & Bambang Brojo sangat ‘proper’ dengan berikan yield utang lebih rnurah dari negara-negara yang ratingnya lebih rendah seperti Thailand , Philipina. Tetapi Menkeu ‘Terbalik’ SMI dan Chatib Basri jusru sebaliknya, terbitkan utang mahal yang rugikan rakyat," tandasnya. (*)

Bagikan

Baca Original Artikel
Bagikan