Universitas di Swiss Ingin Buat Chip Otak yang Lebih Kecil dari Neuralink
Jumat, 30 Agustus 2024 -
MerahPutih.com - Elon Musk bukan satu-satunya orang yang ingin mengembangkan chip untuk ditanamkan ke otak manusia. Sebab, Universitas di Swiss juga berencana untuk membuat chip yang lebih kecil dibanding milik Neuralink.
Para peneliti dari Institut Teknologi Federal Swiss Lausanne atau yang dikenal sebagai Ecole Polytechnique Federale de Lausanne (EPFL) mengungkapkan, bahwa mereka mengembangkan “antarmuka mesin otak mini generasi berikutnya.”
Mereka mengatakan, bahwa BMI ini akan sepenuhnya mampu berkomunikasi antara otak dan keluaran teks di komputer melalui chip otak silikon mini.
Hal ini secara khusus akan menargetkan mereka yang memiliki gangguan motorik parah, kemudian memberikan kemampuan dan kontrol untuk komunikasi teks.
Baca juga:
Implan Chip Otak Neuralink Berhasil, Pasien Langsung Main Counter-Strike 2
Misalnya, chip tersebut dapat memberikan manfaat besar bagi mereka yang menderita penyakit amyotrophic lateral sclerosis atau cedera tulang belakang.
Secara khusus, inferensi ini memproses sinyal saraf yang dihasilkan ketika seseorang berpikir untuk menulis huruf, kata, atau kalimat. Dengan menggunakan elektroda yang ditanamkan di otak, aktivitas saraf dicatat dan diproses melalui chip secara real-time.
Kemudian, menghasilkan keluaran teks digital pada layar yang terhubung. Berukuran hanya 8mm2 (milimeter persegi), seluruh antarmuka terbuat dari dua chip yang mencatat dan memproses setiap permintaan.
Pada ukuran ini, ia jauh lebih kecil dibanding yang dikembangkan oleh Neuralink milik Musk, yaitu seukuran koin kecil. BMI dikembangkan di Laboratorium Neuroteknologi Terpadu Mahsa Shoaran di institut IEM dan Neuro X EPFL.
Baca juga:
“Kemajuan ini membawa kita lebih dekat pada solusi praktis dan implan yang secara signifikan dapat meningkatkan kemampuan komunikasi bagi individu dengan gangguan motorik parah,” kata Shoaran dikutip dari The Sun, Jumat (30/8).
Dikarenakan chip tersebut sedang dikembangkan, maka hanya dapat memecahkan kode hingga sekitar 31 karakter berbeda. Namun, para peneliti mengatakan, mereka yakin jumlah ini akan meningkat hingga 100 karakter.
Baca juga:
Tesla Cari Orang untuk Jadi Manusia Robot, Dibayar Rp 1,5 Miliar per Tahun
Saat ini, mereka sedang menguji chip tersebut dengan berbagai aplikasi termasuk pengenalan tulisan tangan, decoding ucapan, dan kontrol gerakan.
Tujuannya adalah menciptakan chip otak yang sangat serbaguna dan dapat disesuaikan untuk individu yang menghadapi berbagai gangguan neurologis.
Lalu, chip yang sedang dikembangkan memiliki sistem perekaman saraf 192 saluran yang menggunakan dekoder saraf 512 saluran.
Chip tersebut belum diintegrasikan ke dalam BMI yang berfungsi penuh, kata para peneliti, namun mereka telah menemukan akurasi 91% untuk mengubah aktivitas tulisan tangan menjadi teks. (sof)