Tutut, Makanan Unik yang Perlu Diwaspadai
Jumat, 12 Mei 2017 -
Tutut, kreco, atau keong sawah, merupakan makanan yang tergolong unik dan memiliki penggemarnya tersendiri. Diolah dengan santan dan kunyit, daging tutut yang bertekstur kenyal seperti ampela ayam ini begitu gurih dan nikmat. Namun, di balik kelezatan dan khasiatnya, ada beberapa hal yang patut Anda waspadai dari mengonsumsi tutut.
1. Cacingan
Selain hidup di air dan lumpur, tubuh tutut menjadi tempat cacing jenis trematoda bertelur dan berkembang. Telur cacing Trematoda ini dapat tumbuh dalam jumlah cukup banyak dan mudah berpindah ke tubuh manusia. Mereka berkembang biak di jaringan usus dan saluran empedu. Kondisi tersebut menyebabkan penyuka tutut, anak dan dewasa, terserang cacingan.
2. Schistosimiasis
Schistosimiasis adalah salah satu jenis cacing yang hinggap di tubuh tutut. Awalnya terdapat pada tanah dan lumpur di area sawah tempat tutut berdiam. Ketika cacing tersebut masuk dalam organ pencernaan, maka dinding usus menjadi luka lalu infeksi. Saat jaringan usus mengalami pelebaran infeksi, muncullah diare berkepanjangan, di mana infeksi dapat menjalar ke organ hati. Hal ini menyebabkan peradangan dan penurunan kinerja atau fungsi hati.
3. Reaksi alergi
Tutut adalah jenis keong yang memiliki nutrisi tinggi dan dapat mengatasi berbagai macam keluhan kesehatan. Misalnya, untuk menyembuhkan gejala penyakit kuning, meningkatkan libido pria, serta mengatasi tanda-tanda anemia berat dan ringan. Perlu diperhatikan bahwa tidak semua orang dapat menerima nutrisi yang terkandung pada tutut. Akibatnya, timbullah reaksi alergi seperti kulit gatal-gatal.
4. Mual dan muntah
Konsumsi tutut berlebihan akan menimbulkan mual dan muntah. Hal ini disebabkan oleh kandungan racun yang masih ada dalam daging keong. Keong menyedot apa pun yang ada di sekelilingnya sebagai bahan makanan utama, tanpa ada filter apakah yang disedotnya zat berbahaya atau bukan. Jika Anda memakannya dalam jumlah banyak, zat racun di dalam daging keong bisa terakumulasi dan mengakibatkan mual serta muntah-muntah (gejala keracunan makanan).
5. Meningitis
Meningitis adalah infeksi pada meninges (selaput pelindung) yang menyelimuti otak dan saraf tulang belakang. Angiostrongylus cantonensis, jenis cacing yang banyak bermukim pada perairan dangkal seperti persawahan, menjadi salah satu penyebabnya. Cacing tersebut dapat berpindah pada tubuh manusia melalui daging tutut yang belum sepenuhnya matang. Misalnya, sate daging tutut karena sate merupakan metode pengolahan daging setengah matang.
Untuk mengurangi dampak negatif dari mengonsumsi tutut tersebut, perebusan merupakan cara umum yang efektif. Penelitian menunjukkan bahwa larva cacing Trematoda akan mati jika tutut direbus selama (minimal) 20 menit dengan menggunakan api besar, 39 menit dengan api sedang, dan 62 menit api kecil. Jika Anda masih penasaran dengan daging tutut, silakan mencoba. Hanya, pastikan cara memasaknya sudah benar dan higienis. (Bing)
Baca juga berita terkait: Mengapa harus Menyukai Makanan Pedas?