Tuntutan Ekonomi Alasan Banyak Supir Tembak

Jumat, 18 September 2015 - Muchammad Yani

MerahPutih Megapolitan - Kecelakaan maut di Jalan Buncit Raya, Jakarta Selatan, Rabu (16/9) merupakan pengalaman pahit bagi bocah berumur delapan tahun, Ghiraldo Banu Sepriski atau Aldo.

Bocah yang duduk dibangku SD kelas 3 ini terpaksa harus kehilangan ayahnya yang berprofesi sebagai driver Gojek bernama Gunawan atau akrab disapa Gugun (43) dan ibunya Lilis Lestari (36).

Pengemudi bus Kopaja 612 jurusan Kampung Melayu-Ragunan yang menabrak Gugun dan keluarganya ini diketahui adalah supir tidak resmi dan tidak memiliki SIM B umum.

Banyaknya supir angkutan umum yang merupakan supir tidak resmi atau biasa disebut supir tembak ini diakui oleh salah satu supir angkutan kota (angkot) KWK T19 jurusan Depok-Rambutan.

"Iya, emang banyak supir tembak bang. Angkot mana aja ada," ucapnya yang enggan disebutkan namanya saat mencari penumpang di depan stasiun Tanjung Barat, Jumat (18/9).

Ia menambahkan kondisi yang saat ini serba sulit menjadi penyebab bermunculnya para supir tembak. Bahkan tak jarang supir resmi pun bergantian dengan supir tembak dalam mencari penumpang.

"Namanya juga nyari duit. Kadang kalau temen ada yang lagi nganggur minta gantian narik. Ditengah jalan gantian. Setoran entar dibagi dua," jelasnya.

Namun, pria yang memiliki logat betawi yang khas ini mengatakan tak ada yang membedakan antara supir tembak dengan supir resmi. Pasalnya, supir resmi pun terkadang tak menggunakan seragam.

"Enggak ada bedanya, sama aja. Yang resmi kadang juga enggak pake seragam. Gerah pake baju double. Kalau ada razia biasanya supir yang sudah lewat jalan itu kasih tau," terangnya. (yni)


Baca Juga:

  1. Kondisi Korban Kecelakaan Maut Kopaja Membaik
  2. Sopir Kopaja Mengaku Rem Terganjal Botol Sebelum Menabrak Go-Jek
  3. Sopir Kopaja Penabrak Go-Jek Ditahan
  4. Kisah Perjuangan Janda 3 Anak Jadi Driver Go-Jek

Bagikan

Baca Original Artikel
Bagikan