TikTok Berantas Ribuan Video yang Mengandung Ujaran Kebencian

Jumat, 21 Agustus 2020 - Raden Yusuf Nayamenggala

MEDIA sosial yang saat ini tengah viral dan digandrungi anak muda, TikTok, baru-baru ini menunjukan keseriusannya dalam melawan ujaran kebencian.

Sejak awal 2020, perusahaan tersebut mengatakan sudah menghapus lebih dari 380.000 video dan 64.000 komentar di AS, lantaran melanggar aturan ujaran kebencian.

Selain itu, TikTok juga telah melarang lebih dari 1.300 pengguna TikTok sebagai bagian dari kebijakan tersebut.

Baca Juga:

Instagran akan 'Razia' Akun Mencurigakan dengan Memverifikasi Identitas

TikTok pertama kalinya membagikan rincian penghapusan konten yang mengandung ujaran kebencian (Foto: nytimes)

Kabar tersebut merupakan kali pertama TikTok membagikan rincian penghapusan konten, sejak menambahkan kebijakan perihal ujaran kebencian ke pedoman platformnya di Januari 2020.

"Meskipun angka-angka ini mungkin tidak mencerminkan tingkat keberhasilan 100% dalam menangkap setiap konten atua perilaku yang penuh kebencian, angka-angka ini mencerminkan komitmen untuk bertindan dan untuk membangun komunitas yang lebih positi dan ramah daripada aplikasi lain," ucap Kepala Keamanan TikTok, Eric Han, seperti yang dilansir dari laman engadget.

Selain itu, Han juga mencatat bahwa TikTok telah mengambil langkah-langkah untuk memblokir konten ujaran kebencian, agar tak muncul di hasil penelusuran aplikasi.

Baca Juga:

Facebook Akan Peringatkan Pengguna Sebelum Bagikan Artikel COVID-19

TikTok pun melatih tim moderasi untuk lebih memahami perihal konten yang mengindikasikan seperti perampasan budaya, penghinaan, dan hal-hal yang terkait ujaran kebencian.

Sebelumnya TikTok banyak di kritik karena menyensor konten yang mengkritik pemerintah Tiongkok (Foto: pixabay/nikuga)

TikTok yang telah menghadapi pengawasan atas dugaan hubungan dengan pemerintah Tiongkok, telah berulang kali mendapat kecaman karena kebijakan moderasi. Perusahaan itu telah dikritik karena menyensor konten yang mengkritik pemerintah Tiongkok.

Tak hanya itu Anti-Defamation League juga mengatakan bahwa TikTok tak serius dalam memerangi nasionalisme kulit putih, ekstremisme dan anti-semitisme.

Mengenai beberapa masalah tersebut, TikTok sudah mengambil sejumlah langkah untuk meredakan kekhawatiran yang beredar.

TikTok sudah membentuk Dewan Penasihat Konten awal 2020, dan berencana untuk membuka 'pusat transparansi' yang akan memberikan visibilitas lebih kepada para pakar dari luar, soal kebijakan keamanan dan moderasi. (Ryn)

Baca juga:

Jika Benar-Benar Dilarang di AS, TikTok Terancam Hilang dari Toko Aplikasi

Bagikan

Baca Original Artikel
Bagikan