Terungkap, Aksi Beli Investor Jepang Dorong Penguatan Rupiah

Kamis, 08 Oktober 2015 - Luhung Sapto

MerahPutih Keuangan - Kurs rupiah menguat 7,01 persen sejak melemah ke titik terendah di level Rp14.787 per dolar AS pada 29 September 2015. Rupiah menjadi mata uang yang menguat paling tajam dibandingkan negara Asia lainnya pada Rabu (7/10) kemarin. Apa penyebabnya?

Dikutip dari CNBC, terungkap Jepang memborong obligasi atau surat utang dari Indonesia. Morgan Stanley mencatat pembelian obligasi dari Indonesia tersebut sebagai pembelian terbesar. 

Data yang dirilis Kamis (8/10), menyebutkan para investor Jepang membeli obligasi dari Indonesia senilai US$1 miliar atau setara Rp13,9 triliun pada Agustus lalu. Selain Indonesia, para investor Negeri Sakura juga membeli obligasi Korea Selatan senilai US$800 juta atau setara Rp11 triliun. 

Belum jelas, apakah ini bentuk pinjaman bagi Indonesia dan Korea Selatan, yang terjadi di luar Agustus. Data yang dirilis secara terpisah untuk bulan September, menunjukkan investor Jepang membeli obligasi asing lebih dari mereka menjual.   

Nilai tukar rupiah terhadap dolar AS dan obligasi berdenominasi rupiah terpuruk meski pasar mulai membaik beberapa hari terakhir. Keputusan terhadap Indonesia dan Korea di bulan Agustus merupakan bagian dari langkah Jepang dalam memperbanyak aset-aset asing. Atau karena perekonomian di dalam negeri sedang lesu sehingga Jepang membeli aset-aset asing yang harganya murah. 

Sekedar informasi, Jepang membeli aset dalam mata uang asing senilai US$4,9 miliar pada Agustus, ini merupakan pembelian terbesar sejak Agustus 2014.

Sementara itu, perwakilan dari hedge fund yang berbasis di California, AS, Franklin Templeton membeli aset-aset di tiga negara berkembang, yakni Indonesia, Meksiko, dan Malaysia. Dikutip dari Bloomberg, Michael Hasenstab, seorang fund manager dari Franklin Templeton, mengungkapkan, murahnya aset di pasar berbagai negara berkembang mendorong masuknya investasi dalam jangka panjang.

"Berdasarkan perhitungan, ini adalah kesempatan untuk membeli aset-aset murah. Ini tak hanya dalam satu dekade ke depan, tetapi juga multi-dekade," ujar Hasenstab.

Seperti diketahui, perekonomian Indonesia dan negara-negara Asia melemah terbawa perlambatan ekonomi global. Rupiah tertekan penguatan dolar dan IHSG terpuruk di jalur merah. (Luh) 

Baca Juga:

  1. Setelah Melejit, Rupiah Ditutup Tertekan 66 Poin
  2. Rupiah Menguat Paling Tajam di Asia
  3. Rupiah Menguat, Kalangan Pengusaha Apresiasi Paket Kebijakan Ekonomi
  4. Rupiah Ditutup Menguat Rp14.241 per Dolar AS
  5. Rupiah Perkasa di Level Rp14.207 per Dolar AS

 

Bagikan

Baca Original Artikel
Bagikan