Terkenal Kritis di Era Orde Baru, Izin Konser Nyanyian Bangsa Dipersulit
Selasa, 27 Oktober 2015 -
MerahPutih Budaya - Menyelenggarakan konser Nyanyian Bangsa untuk memperingati Hari Sumpah Pemuda, 27 dan 28 Oktober 2015, pihak penyelengaara mengalami beberapa kendala, salah satunya adalah perizinan dari pihak kepolisian.
Hal ini dipaparkan oleh Edi Haryono saat ditemui di Pers Konfrense, Nyanyian Bangsa, di Graha Bakti Budaya, Taman Ismail Marzuki, Senin (26/10).
"Kita melalui 7 surat kepolisian, masih ada ketakutan dari mereka. Ada Hariman segala macam bisa menjadi sesuatu. OI nya Iwan Fals juga membuat takut, saya minta izin ke pihak kepolisian pertama Polsek, Polres, lalu ke Polda kita tunggu, akhirnya dapat izin." ungkapnya.
"Mereka minta mau mengamankan karena pasti banyak OI yang datang. Saya bilang kan udah dapat ijin dari polisi. Kalau ada OI, orang-orang keamanan dari TIM aja cukup," tambah Edi.
Bagi Edi Haryono sendiri ketakutan pihak kepolisian sangat beralasan, selain adanya Iwan Fals, Kelompok Kampungan sendiri terkenal kritis di zaman Orde Baru.
"Asal muasalnya (Kelompok Kampungan) sebagai pengiring dari Bengkel Teater Rendra. Dari situ Rendra sendiri tokoh penentang Orde Baru, saat mentas dikasih gas air mata di TIM," paparnya.
"Ini menular ke Kelompok Kampungan salah satu tuntannya presiden hanya 2 kali periode. Tapi setelah itu Dewan Mahasiswa dibekukan jadi tidak ada lagi. Dibikinlah NKK/BKK. Tokoh Rizal Ramli, Hatta Rajasa, Lukman Hakim, Biner Tobing jadi masih ada ketakutan di sana," ujar Edi Haryono.
Bagi Edi sendiri hal ini sangatlah aneh karena iklimnya sudah era reformasi tapi kreativitas masih terjebak oleh keamanan.
"Pak Polisi ingin sekali mengamankan disini. Kalau butuh baru menghubungi nanti saya menghubungi. Tetap saja ini hal yang baru setelah reformasi berubah, tapi kita tetap akrab dengan masalah keamanan," ketus Edi Haryono. (Rky)
BACA JUGA: