Terapi Wayang Potehi Bagi Anak Berkebutuhan Khusus

Selasa, 05 September 2017 - Yudi Anugrah Nugroho

SUARA Keno mendadak berubah berat. Wayang Golek berbentuk serupa polisi kumpeni, diberi nama van Hinne musuh Pitung, kemudian digerak-gerakan sebagai media bercerita. Dari balik wayang, mulut bocah berumur 11 tahun kemudian mengambulkan cerita tentang sejarah Wayang Potehi.

“Cerita datang dari lima orang dihukum mati. Kowe olang (meniru logat van Hinne di film Pitung) tahu mereka main-main pakai kantong, seperti main wayang. Eh, raja tiba-tiba dengar mereka punya mainan. Langsung suka. Lima orang tadi bebas. Enggak jadi digantung. Sorry bro!,” kulik Keno.

Selama bercerita sembari memainkan Wayang Golek, pemilik nama lengkap Kenobi Haidar Akmal begitu kocak dan berkonsentrasi penuh mengulas cerita sejarah Potehi, tanpa orang tahu dia mengalami Attention Deficit Hyperactivity Disorder (ADHD) atau gangguan perkembangan peningkatan motorik sedari lahir, sehingga susah berkonsetrasi.

Cerita Potehi habis, Keno tiba-tiba meloncat bercerita tentang video kocak prank Ben Philips, youtuber asal Inggris. Lalu berpindah mengurai kelucuan Ojan, salah satu bocah pada situasi komedi Sketsa. Lantas beralih lagi mengisahkan aksi lucu seorang polisi melawan singa pada buku cerita bergambar Agen Polisi 212.

“Tapi, kalau udah mendalang, Keno bisa sangat fokus. Walaupun ada gangguan seperti lupa bawa salah satu tokoh sentral wayang, dia tetap berusaha mencari akal agar pertunjukan terus berlangsung sampai selesai,” ungkap Renaningtyas, sang ibunda.

Putra pertama pasangan Harli Rusdiantoro dan Renaningtyas tersebut memang sangat senang dengan segala bentuk dan jenis wayang. “Jujur kami bingung saat tiba-tiba dia minta wayang. Entah tahu dari mana. Karena kami pun belum pernah ngajak Keno nonton wayang,” ungkap Rena sapaan akrab Renaningtyas.

Dari Wayang Golek, Keno terus mendalami cerita hingga mencari jenis wayang lain. Hampir semua orang di sekelilingnya tahu kalau Keno senang sekali dengan kesenian wayang sehingga tiap kali keluarga, atau kerabat pergi jalan-jalan ke luar kota selalu membawa pulang wayang khusus untuknya. Begitu pun ketika ulang tahun, semua orang memberi kado wayang.

Di usia 8 tahun, tiba-tiba Keno kepingin boneka Potehi. Dia kepincut setelah melihat aksi Potehi di kanal video Youtube. “Sejak itu hampir setiap hari Keno ingin nonton dan pingin punya boneka Potehi. Sementara saya enggak tahu harus ke mana. Minta tolong kerabat cari Potehi juga enggak dapat,” ungkap Rena.

Sekian lama mencari, atasan sang ibu, Rena, kemudian memberi kontak seorang penulis buku Wayang Potehi Gudo, Seni Pertunjukan Peranakan Tionghoa di Indonesia, bernama Dwi Woro Retno Mastuti. Sejurus kemudian sang ibu mengontak dan mengikat janji bertemu untuk melepas penasaran sang buah hati, Kenobi, terhadap Wayang Potehi.

Setiba di kediaman Woro Mastuti, Depok, Keno semakin girang karena si empunya rumah memiliki banyak koleksi boneka Potehi. “Enak banyak Potehi. Lucu-lucu. Aku senang cat hiasan mukanya. Boneka. Semuanya,” ungkap Keno.

Di sana Keno bertemu pula dengan kawan-kawan Rumah Cinta Wayang (Cinwa). Dia senang bisa belajar singkat dan dipersilakan tampil pada acara sedekah bumi di Jatijajar. Belajar sebentar, Keno pun siap tampil.

“Boneka Potehi aku kasih jubah putih jadi Diponegoro. Ada juga Sentot (Sentot Ali basah). Aku kepingin cerita Diponegoro karena suka,” ujarnya.

Meski ada kendala teknis, pertunjukan berlangsung lancar dan Keno berhasil mementaskan lakon Diponegoro menggunakan Potehi hingga rampung. Keno bahkan tak membaca naskah, malah berimprovisasi menggunakan Wayang Golek berbentuk kumpeni berperan sebagi Mayor Jendral HM de Kock, seteru Diponegoro.

Ketika bermain Wayang Potehi, menurut sang ibu, Rena, seluruh tubuh bergerak bersama-sama sementara pikirannya terpusat pada pertunjukan sehingga bisa lebih fokus. “Wayang Potehi kami anggap sebagai terapi. Keno bisa berkonsetrasi penuh ketika mendalang. Itu sangat baik bagi perkembangan motoriknya. Saya kan terus mendukung cita-citanya menjadi dalang,” tukas Rena. (*)

Bagikan

Baca Original Artikel

Berita Terkait

Bagikan