Tato Tradisional Paling Digemari Wisatawan Asing
Sabtu, 17 September 2016 -
MerahPutih Budaya - Heru, 43, seniman tato Yogyakarta, menyatakan bahwa studionya sering dikunjungi wisatawan asing. Mereka yang datang ke Heru Studio mencari sesuatu yang khas dari Indonesia.
"Mereka datang ke sini nyari kenang-kenangan, dari traveling mereka, perjalanan mereka. Cari sesuatu yang berbeda dengan negara lain," paparnya saat ditemui merahputih.com di studionya, Jalan Tirtodipuran, Kota Yogyakarta, baru-baru ini.
Menurut Heru, umumnya wisatawan asing ingin memiliki tato bermotif tradisional. Bagi mereka tato tradisional adalah oleh-oleh yang bisa dibawa sampai mati.
"Kenang-kenangan selamanya, permanen, yang dibawa sampe mati kan. Motif-motif tradisional itu dicintai mereka, sedangkan kita kebarat-baratan. Itu kenyataan kan, dari segi hidup apa pun, kayak dari segi makanan misalnya. Kita ini malah kurang respect sama budayanya sendiri. Dari semua hal, entah seni ya dari apa pun," paparnya.
Heru menjelaskan, penyuka atau pecinta tato yang datang ke studionya masih lebih banyak orang Indonesia dibandingkan orang asing. Menurutnya, diperkirakan 40-60 jika dipersentasekan. "Jogja kan gak begitu rame wisatawan asingnya. Tapi, wisatawan asing yang ke mari, ya 40-60lah kalau dibandingkan sama yang lokal," ujarnya. (Fre)
BACA JUGA:
- 3 Bulan Sekali Akan Ada Even Besar di Kampung Wisata Langenastran
- Langenastran, Komplek Prajurit Keraton yang Kini Jadi Destinasi Wisata
- Bulan Depan, Kampung Langenastran Adakan Batik and Batok Night
- Idul Adha, Keraton Ngayogyakarta Gelar Gerebeg Besar
- Sering ke Yogyakarta, Alasan Dude Herlino Buka Bisnis Oleh-Oleh