Skincare saja tak Cukup, Kesehatan Mental Juga Pengaruhi Kulit
Kamis, 29 September 2022 -
PAPARAN polusi, debu, dan zat-zat kimia berbahaya pada kulit dapat menyebabkan oksidasi yang menimbulkan molekul radikal bebas sehingga kelembapan kulit terganggu. Akibatnya, kulit menjadi lebih sensitif dan lapisan penghalang kulit (skin barrier) jadi semakin lemah. Dalam kondisi seperti itu, konsumsi antioksidan yang baik amat diperlukan sehingga kulit dapat berfungsi optimal kembali.
Untuk mengurangi dampak dari paparan stres eksternal, ketahanan kulit (skin resilience) bisa menjadi jawabannya. Ketahanan kulit yang baik berarti lapisan kulit kita dapat berfungsi secara optimal dalam menangkal penyebab stres yang datang setiap harinya. Skin resilience tecermin dari kondisi kulit yang elastis dan mempunyai struktur lebih penuh dengan lapisan penghalang (barrier) kulit yang kuat.
Selain melakukan perawatan kulit dengan menggunakan bahan-bahan alami, ketahanan kulit juga harus dijaga dari dalam diri kita sendiri. Dr Alia Ahmed, seorang psychodermatologist, dalam keterangan resmi yang diterima Merahputih.com, menemukan bahwa terdapat hubungan erat antara stress, kesehatan mental, dan kondisi kulit kita. Berikut beberapa tips yang dianjurkan Ahmed untuk melindungi dan mempertahankan kulit dari luar dan dalam.
BACA JUGA:
1. Menjadikan ketahanan kulit dari dalam sebagai rutinitas perawatan kulit

Ketika kamu stres, tubuh secara otomatis mengasilkan hormon kortisol. Proses responsif terhadap stres ini dapat mengubah produksi dan komposisi dari kolagen, proteoglycan, dan elastin pada kulit. Zat-zat itu merupakan komponen penting yang membangun ketahanan kulit. Tanpa dukungan dari zat-zat tersebut, kulit dapat secara cepat kehilangan elastisitas dan kekencangannya.
Stres juga dapat memengaruhi lapisan penghalang alami kulit sehingga membuat kulit kurang efektif dalam menyebuhkan luka serta proses perbaikan secara umum. Oleh karena itu pengelolaan stres merupakan salah satu kunci utama dalam perawatan kulit dan membangun ketahanannya.
2. Rutinitas tidur yang baik

Ketika kamu kurang tidur, tubuh akan menginterpretasikan hal tersebut sebagai stres. Hal yang selanjutnya terjadi ialah respons terhadap peradangan yang otomatis membuat kulit rusak. Malam hari merupakan waktu ketika hormon kortisol berada di tingkat yang rendah sehingga saat ini merupakan waktu yang tepat untuk tubuh memperbaiki dirinya dari kerusakan yang terjadi selama kamu beraktivitas di hari tersebut.
Cobalah untuk mematikan gawai 1 jam sebelum tidur dan berusaha untuk menenangkan pikiranmu. Membuat prioritas terhadap jadwal tidur yang teratur merupakan hal yang sangat penting dalam memelihara ketahanan kulit.
BACA JUGA:
3. Self-love tecermin di kulitmu

Kita acap terlalu berfokus kepada kekurangan pada penampilan kita. Memasukkan kata-kata negatif kepada diri sendiri merupakan pencetus stres yang terbesar, hingga lagi-lagi dapat mengubah produksi kolagen, proteoglycan, dan elastin pada kulit. Hilangkan kritik-kritik terhadap diri sendiri itu ketika kamu menggunakan produk perawatan kulit, dan buatlah rutinitas itu sebagai ritual self-love.
Nikmatilah setiap tahapan perawatan kulit, dari mulai pemijatan wajah, merasakan tekstur dan menikmati keharumannya. Hal-hal seperti itu membantu sirkulasi yang baik serta membangun ketahanan kulit yang optimal.
“Ketika dapat menyeimbangkan hubungan antara kesehatan emosional dan kesehatan fisik, di situlah kita dapat mencapai kesehatan dan ketahanan kulit yang baik. Proses penuaan pada kulit merupakan hal alami yang terjadi pada semua manusia. Proses ini terkadang menyebabkan ketakutan dan kecemasan, terutama bagi perempuan. Oleh karena itu, produk perawatan kulit hendaknya dapat digunakan sebagai salah satu sarana pemberdayaan diri dan membantu kita menjadi lebih percaya diri,” ujar Ahmed.(dwi)
BACA JUGA: