'Sejauh Mata Memandang' Hadirkan Pameran Tentang Darurat Sampah Tekstil

Rabu, 10 Maret 2021 - Raden Yusuf Nayamenggala

SALAH satu brand fesyen ternama Tanah Air, Sejauh Mata Memandang (SMM), menggelar sebuah pameran yang menceritakan tentang darurat sampah tekstil.

Pameran yang mengusung tajuk 'Sayang Sandang, Sayang Alam' itu, digelar di Ashta District 8 SCBD Jakarta, dari mulai tanggal 6 Maret hingga 6 April 2021.

Baca Juga:

Tips Sukses Berbisnis Fesyen Anak Ala Sabine and Heem

Pameran berjudul 'Sayang Sandang, Sayang Alam' digelar hinggal 6 April 2021 (foto: instagram @sejauh_mata_memandang)

Saat ini, pasar untuk industri fesyen terus berkembang dan dinamis, hal itu dipengaruhi dengan pergerakan tren yang cepat.

Adapun fakta secara global, industri fast fashion memberikan pilihan pada konsumen untuk bisa membeli lebih banyak pakaian dengan harga terjangkau, hingga menyebabkan akumulasi limbah fesyen terus meningkat

Ditambah lagi dengan penggunaan serat sintetis, seperti halnya poliester yang merupakan serat plastik dan tak bisa terurai secara hayati, bahkan membutuhkan waktu 200 tahun untuk bisa terurai. Terlebih sekitar 85% dari sampah tekstil dibuang ke tempat sampah dan juga laut.

Berangkat dari hal itu, #sejauhmanakamupeduli menghadirkan sejumlah solusi untuk berkontribusi dalam langkah menyalamatkan bumi dari limbah fesyen.

Caranya, dengan meningkatkan kesadaran akan kerusakan lingkungan yang sudah terjadi, memilih serat alami untuk tekstil, membeli kualitas yang baik hingga tahan lama, berbelanja lebih sedikit, hingga membeli produk dengan konsep daur ulang.

Faktanya fesyen merupakan salah satu penyumbang polutan sampah terbesar. Tapi, 95% sampah yang terbuang sebetulnya masih dapat di daur ulang, atau digunakan kembali menjadi sebuah benda berfungsi lain.

Hal itulah yang dilakukan oleh brand fesyen Sejauh Mata Memandang (SMM). Menurut Direktur kreatif SMM, Chitra Subyakto, menuturkan alasan SMM memproduksi sandang dengan bahan-bahan daur ulang.

"Sebagai merek fesyen dengan konsep slow fashion, salah satu cara kami mengurangi sampah tekstil, adalah dengan menciptakan sandang dari bahan yang dapat terurai, memanfaatkan sisa kain produksi, melakukan program daur ulang dan modifikasi nilai guna dari kain," tutur Chitra, seperti yang dikutip dari laman Antara.

Terdapat beragam fashion unik hasil daur ulang di pameran tersebut (foto: instagram @sejauh_mata_memandang)

Lebih lanjut Chitra menambahkan, bahwa komitmen itu merupakan langka nyata dari SMM untuk mengajak konsumen membantu menyelamatkan lingkungan.

Baca Juga:

Kemenkop UKM Ingin Masyarakat Lebih Mengenal Fesyen Berkelanjutan

Pameran yang berjudul 'Sayang Sandang, Sayang Alam' itu, nantinya akan digelar dengan protokol kesehatan ketat. Seperti memakai masker, membatasi interaksi, menjaga jarak, dan menjaga kebersihan tangan pengunjung.

Dalam pameran tersebut, pengunjung akan diberikan sejumlah edukasi dan informasi terkait fakta tentang sampah tekstil.

Nantinya pameran itu akan digelar di sejumlah area, seperti area fakta mengenai sampak tekstil, area video informatif, hingga area visual hasil kolaborasi dengan Greenpeace, Davy Linggar, Tulus, Dian Sastro Wardoyo, Gustika Hatta hingga Mesti Artiariotedjo.

Selain itu, akan tersedia juga area kotak penyaluran (dropbox) sampah tekstil. Kemudian, ada pula kios yang menjual produk daur ulang dari sisa bahan produksi dan pakaian bekas.

Produk-produk daur ulang dari SMM pun cukup beragam. Seperti halnya selop, tas, aneka bantal, masker kain, topi, hingga koleksi pakaian daur ulang.

Selama event tersebut berlangsung, SMM pun mengajak masyarakat untuk mendonasikan pakaian mereka untuk didaur ulang, dengan cara mengirimkan pakaian ke kotak peduli sampah tekstil selama pameran berlangsung. (Ryn)

Baca Juga:

Fashion Etis dan Sustainable Jadi Sorotan di ISEF 2020

Bagikan

Baca Original Artikel
Bagikan