Sejarah Syekh Mubarok Ulama Penyebar Islam di Tangerang

Jumat, 30 September 2016 - Noer Ardiansjah

MerahPutih Budaya – Bicara tentang Syekh Mubarok, tidak lepas dengan nama salah seorang ulama penyebar agama Islam di wilayah Tangerang, tepatnya di wilayah Cisoka dan sekitarnya, yaitu Syekh Masmas'ad yang saat ini makamnya berada di kawasan Hutan Lindung Solear, Kecamatan Solear, Kabupaten Tangerang.

Meskipun tidak ada hubungan tali keluarga, Syekh Mubarok atau dengan nama lain Ki Indit adalah generasi penerus Syekh Masmas'ad yang berkiprah menyebarkan agama Islam mulai tahun 1584 di wilayah Tangerang.

Haji Rasam (66), juru kunci sekaligus generasi ke-6 dari Syekh Mubarok mengungkapkan, Syekh Mubarok adalah ulama penyebar agama Islam yang berasal dari Yaman yang diminta oleh Kesultanan Banten datang ke wilayah Tangerang, pasca meninggalnya Syekh Masmas’ad.

Haji Rasman juga meriwayatkan, berdasarkan cerita turun-temurun dari silsilah keluarga Syekh Mubarok, datangnya Syekh Mubarok ke wilayah Tangerang tersebut juga karena ada perseteruan yang menimbulkan peperangan besar antara kubu Ki Seteng (Ki Buyut Seteng) dan Ki Laeng (Ki Mas Laeng) yang berlangsung cukup lama. Ki Seteng dengan Ki Laeng merupakan dua sosok pemimpin yang memiliki aliran, ideologi, serta cara pandang yang berbeda.

Dari situlah, kata Haji Rasman, dengan berbagai upaya dan munajat kepada Allah, Syekh Mubarok dapat mempertemukan Ki Buyut Seteng dengan Ki Mas Laeng. Dari pertemuan tersebut, mereka bersepakat untuk berdamai.

Karena pertemuan tersebut dilakukan di wilayah Cisoka, yang menurut Haju Rasman, pada waktu itu sebuah daerah yang belum memiliki nama, daerah tersebut diberi nama Cisoka. Kata "cisoka" sendiri berasal dari bahasa Sunda, yang memiliki arti air mata. “ci” dalam bahasa Sunda adalah air, sedangkan “soca” adalah mata. Setelah wafat, Syekh Mas Mubarok dimakamkan di Desa Tegal Sari (sebelum pemekaran desa, masuk wilayah Desa Pete, red), Kecamatan Tigaraksa, Kabupaten Tangerang.

“Sampai sekarang makamnya banyak dikunjungi orang dari mana-mana,” tandasnya.

Syekh Mubarok juga memiliki tempat pemandian, yang disebut Sumur Tujuh di Desa Pete, Kecamatan Tigaraksa, atau sekitar 2 kilometer dari makam. Tempat pemandian ini juga kerap dijadikan peziarah untuk mandi, dan biasa dijadikan tempat bermunajat untuk mendapatkan sesuatu. (Wid)

BACA JUGA:

  1. Makam Pangeran Jayakarta, Ziarah Favorit Calon Pemimpin DKI Jakarta
  2. Hutan Plangon, Wisata Dunia Kera Sekaligus Ziarah
  3. Ribuan Peziarah Padati Banten Lama
  4. Menteri Khofifah Ziarahi Makam EF di Serang
  5. Peziarah Kesurupan Saat Sentuh Benda Pusaka di Situs Beji, 

Bagikan

Baca Original Artikel
Bagikan