Segera Digelar, ini Alur Cerita Pentas Teater 'MATAHARI PAPUA'

Kamis, 30 Mei 2024 - Soffi Amira

MerahPutih.com - Mempersembahkan naskah dari karya terakhir milik Nobertus Riantiarno, Teater Koma yang didukung Bakti Budaya Djarum Foundation, bakal menghadirkan produksi terbarunya yang bertajuk ‘MATAHARI PAPUA’. Pentas ini akan menjadi produksi ke-230 dari Teater Koma.

“Karya terakhir ini adalah bentuk dedikasi dan cinta beliau yang tulus terhadap seni pertunjukan. Semoga warisan beliau terus menginspirasi dan menyemangati generasi penerus,” Program Director Bakti Budaya Djarum Foundation, Renitasari Adrian saat konferensi pers yang digelar, Rabu (29/5).

Berlatarkan tempat di wilayah Kamoro, Papua, MATAHARI PAPUA mengisahkan seorang pemuda bernama Biwar tumbuh dewasa, yang berada di bawah asuhan sang Mama, Yakomina, dan didikan Dukun Koreri. Saat mencari ikan, Biwar menolong Nadiva dari serangan Tiga Biawak, anak buah Naga, yang meneror Tanah Papua.

Biwar bercerita kepada Mamanya, sang Mama justru mengisahkan memori pahit. Papa dan tiga paman Biwar ternyata mati dibunuh Naga. Mama, yang sedang mengandung, lolos dan melahirkan Biwar. Biwar bertekad balas dendam, membunuh Sang Naga. Apakah Biwar mampu membunuh Naga?

Baca juga:

Teater Koma Gelar Pentas 'Matahari Papua', Bicara soal Perjuangan

Pentas ‘MATAHARI PAPUA’ disutradarai Rangga Riantiarno dan co-sutradara Nino Bukir, kemudian didukung oleh tata artistik dan multimedia Deden Jalaludin Bulqini, tata musik Fero A. Stefanus, tata rias Subarkah Hadisarjana, tata busana Rima Ananda Omar, tata rambut Sena Sukarya, tata cahaya Deray Setyadi, tata gerak Ratna Ully, tata suara Bona, pandu vokal Ajeng Destrian, rancang grafis Saut Irianto Manik, pimpinan produksi Rasapta Candrika dibantu oleh pengarah teknik Tinton Prianggoro serta manajer panggung Sari Madjid Prianggoro dan produser Ratna Riantiarno.

Nantinya, ‘MATAHARI PAPUA’ dipentaskan Jumat, 7 Juni 2024, pukul 19.30 WIB; Sabtu, 8 Juni 2024, pukul 13.00 dan 19.30 WIB; Minggu, 9 Juni 2024, pukul 13.00 WIB; di Graha Bhakti Budaya, Taman Ismail Marzuki. (far)

Baca juga:

Jelang Pementasan Teater bertajuk Matahari Papua: Saatnya Merdeka dari Naga

Bagikan

Baca Original Artikel
Bagikan