Salah Pilih Moisturizer Bisa Picu Jerawat

Rabu, 29 Mei 2024 - Dwi Astarini

MERAHPUTIH.COM - MOISTURIZER atau pelembap berperan sebagai item skincare yang melembapkan kulit. Jika kulit kurang terhidrasi, risiko yangtimbul ialah wajah akan tampak kusam, kering, dan tampak tua. Moisturizer membantu kulit yang berminyak tetap lembap. Meski demikian, kamu harus memerhatikan jenis moisturizer yang digunakan tepat dengan jenis kulit.

Ada tiga jenis moisturizer berdasar bahan penyusunnya. Jenis bahan moisturizer tersebut disesuaikan dengan kebutuhan kulit normal, kering, dan berjerawat. Tiga jenis moisturizer yakni humektan, occlusif, dan emmolient.

Untuk kulit yang berjerawat, moisturizer yang direkomendasikan yakni yang dibuat dari bahan humektan. Jenis moisturizer ini paling mirip dengan kondisi pelembap alami kulit atau natural moisture factors (NMFs).

Tak hanya itu, jenis moisturizer humektan dibuat berdasar bahan yang mudah diserap kulit. Jenis moisturizer ini berbahan dasar lidah buaya, madu, asam amino (urea), alpha hydroxy acids, hyaluronic acid, ceramides, dan glycerin.

Buat kamu yang berjenis kulit kering, pilih moisturizer occlusive. Jenis ini mencegah adanya aktivitas pengurangan kadar air dari kulit serta menghidrasi kulit dalam waktu yang lama. Jenis moisturizer ini mengandung bahan petroleum jelly, lanolin, cocoa butter, olive oil, paraffin, dan wax. Itulah yang membuat moisturizer ini punya daya kerja yang tahan lama. Kamu sebaiknya hanya menggunakan moisturizer ini untuk titik tertentu bukan ke seluruh kulit, seperti lutut, siku, dan tumit saja.

Sementara itu, moisturizer emmoliet tidak direkomendasikan bagi kulit berjerawat. Penggunaan bahan ini dapat menambah kondisi kulit semakin berminyak. Moisturizer ini dibuat dari bahan minyak seperti shea butter, sunflower seed, argan oil, dan rosehip. Selain itu, ada juga yang terbuat dari bahan kolagen, ceramides, dan colloidal oatmel.

Jerawat muncul setelah penggunaan moisturizer

Beberapa orang mengeluhkan jerawat muncul setelah penggunaan moisturizer. Nyatanya, kondisi kulit berjerawat merupakan hal yang normal. Setiap kulit wajah manusia mengalami kondisi jerawatan. Itu merupakan salah satu respons tubuh terhadap lingkungan.

Dalam jurnal Proceeding Biologi Achieving the Sustainable Development Goals with Biodiversity in Confronting Climate Change: Review, disebutkan bahwa patogenesis jerawat terjadi karena peningkatan sekresi sebum, hiperkeratosis folikel rambut, dan koloni bakteri Propionibacterium acnes. Hal itu menimbulkan inflamasi. Jerawat juga bisa muncul karena faktor lain, seperti stres, iklim, suhu, kelembapan, kosmetik, diet, dan obat-obatan.

Dalam hal kosmetik, bisa saja benar moisturizer menyebabkan jerawat. Namun, hal itu lebih disebabkan kesalahan dalam memahami kandungan di dalam produk. Kuncinya ialah produk kosmetik yang mengandung bahan pemicu iritasi tidak boleh dicampurkan dengan kosmetik pemicu iritasi.

Jika dua bahan itu tercampur risikonya muncullah iritasi dan peradangan. Jika sudah begitu, yang perlu dilakukan ialah mengistirahatkan wajah dari penggunaan produk kosmetik.(tka)

Bagikan

Baca Original Artikel
Bagikan