Said Aqil: Kita Akan Tetap Peringati Hari Santri

Selasa, 06 Oktober 2015 - Noer Ardiansjah

MerahPutih Peristiwa - Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU) serius mewujudkan cita-cita yang sudah lama terpendam yakni menjadikan Hari Santri diakui oleh pemerintah. Namun, diakui atau tidak oleh pemerintah, PBNU tetap menggelar perayaan hari santri 22 Oktober.

"Ada pengakuan resmi dari negara atau tidak, agenda untuk memperingati resolusi jihad KH Hasyim Asyari (pendiri NU) pada 22 Oktober nanti tetap akan kita lakukan," kata Ketua Umum PBNU Said Aqil Siradj, di Matraman, Jakarta, Selasa (6/10).

Said Aqil mengatakan, pemerintah sudah setuju dengan peringatan Hari Santri Nasional yang jatuh pada tanggal 22 Oktober. Namun, ia memaklumi keterlambatan pemerintah dalam merespon.

"Seandainya enggak terburu waktunya (penetapan Hari Santri Nasional), karena butuh analisis di istana, kita akan tetap laksanakan," sambung Said Aqil.

Ditambahkan Said Aqil, peringatan Hari Santri pada tanggal 22 Oktober ini terinspirasi dari rapat besar ulama pada 22 Oktober 1945. Saat itu, pemerintahan Soekarno meminta fatwa kepada KH Hasyim Asyari tentang hukum membela negara. Saat itu, musyawarah para alim ulama memutuskan, perang membela negara adalah wajib hukumnya bagi setiap umat Islam. Maka pada 10 November 1945, para santri banyak yang berkontribusi dalam perang berdarah di Surabaya. (mad)

 

Baca Juga:

  1. Santri Bercadar Unjuk Kebolehan Memanah dan Berkuda
  2. Jokowi Sambut Usulan Hari Santri dari Ketua PBNU
  3. PBNU Usul 22 Oktober Jadi Hari Santri
  4. Alasan PBNU Usulkan Hari Santri Pada 22 Oktober
  5. Agus Salim: Pergumulan Politik dan Kisah Saling Ejek dengan Santri Merah

Bagikan

Baca Original Artikel
Bagikan