Rekam Jejak Calon Menteri dan Wamen Prabowo Bisa Dinilai Publik

Jumat, 18 Oktober 2024 - Alwan Ridha Ramdani

MerahPutih.com - Lebih dari 100 orang dipanggil Presiden RI terpilih periode 2024-2029 Prabowo Subianto sebagai calon menteri dan wamen atau kepala badan yang akan mengisi kabinetnya mendatang.

Prabowo melakukan pemanggilan itu selama dua hari di kediaman, Jalan Kertanegara, Jakarta pada 14 dan 15 Oktober 2024.

Pada 14 Oktober 2024, Prabowo memanggil setidaknya 49 orang sebagai calon menteri yang terdiri dari kader partai politik (parpol), akademisi, birokrat, pengusaha hingga pegiat hak asasi manusia (HAM).

Pada 15 Oktober 2024, Prabowo memanggil sekitar 59 orang sebagai calon wamen atau kepala badan. Mereka lalu mengikuti pembekalan di Hambalang, termasuk ada beberapa yang tidak dipanggil Kertanegara.

Baca juga:

Calon Menteri Stella Christie Kagum dan Sebut Pembekalan Prabowo ‘Daging’ Semua

Pengamat politik dari UIN Syarif Hidayatullah Jakarta Adi Prayitno menilai calon anggota kabinet Prabowo Subianto-Gibran Rakabuming Raka mayoritas diisi oleh individu yang profesional di bidangnya.

Selain itu, calon menteri kabinet Prabowo-Gibran juga memiliki rekam jejak dan kinerja yang bisa dilihat masyarakat, karena mereka berasal dari elite partai politik yang saat ini menjabat sebagai menteri ataupun organisasi masyarakat.

"Larena rata-rata mereka itu adalah elite-elite partai yang terdiri dari menteri, profesional yang saat ini juga masih menjadi menteri ataupun dari ormas yang kinerjanya bisa dinilai dan terbukti," kata Adi.

Ia pun berharap calon anggota kabinet itu dapat ditempatkan sesuai dengan latar belakang mereka.

Hal inilah yang mendorong terbentuknya kabinet zaken di mana suatu kabinet dalam pemerintahan yang jajaran menterinya berasal dari kalangan ahli dan bukan representasi dari suatu partai politik tertentu.

Baca juga:

Rekayasa Lalu Lintas saat Pelantikan Prabowo, Polisi Utamakan VVIP

"Jangan sampai orang yang tidak mengerti pendidikan harus mengurus pendidikan. Jadi, kabinet zaken itu sebenarnya lebih kepada right man in right place menempatkan menteri sesuai dengan keahlian dan kemampuannya," ujarnya.

Adi tak menampik ada calon anggota yang masih relatif baru yang mana kinerja dan pengalaman politiknya tidak bisa diukur. Ia mencontohkan artis Raffi Ahmad hingga pendakwah Gus Miftah yang tidak memiliki rekam jejak di dunia politik. Meski begitu, menurutnya, waktu yang akan membuktikan kinerja mereka.

"Harus diakui juga tinggal kita cek apakah mereka yang selama ini dinilai rekam jejaknya tidak kelihatan, misalnya punya latar belakang pengalaman kerja di bidang politik itu bisa bekerja atau tidak, tentu waktu yang akan menjawab segala-galanya," katanya. (*)

Bagikan

Baca Original Artikel
Bagikan