Redakan Amarah, Hidup Semakin Bahagia
Selasa, 04 Februari 2020 -
SETIAP orang pasti pernah marah. Bisa karena kesal dengan bos di kantor atau teman yang menjengkelkan. Marah adalah perasaan yang manusiawi.
Seringkali marah diperlukan agar orang lain bisa lebih menghargai dan berhati-hati dalam bersikap terhadap dirimu. Tetapi jika berlebihan justru bisa merugikan citra kita. Terlebih, perasaan marah yang berlebihan akan menggerogoti jiwa raga setiap hari.
Baca Juga:
Melansir dari huffpost.com, menyimpan amarah dalam waktu lama tidak ada untungnya sama sekali. Belum tentu semua orang memedulikan perasaanmu. Ada banyak cara simple yang bisa meredakan emosi dalam waktu singkat. Daripada pusing sendirian, lebih baik pikirin yang happy-happy saja bukan?
1. Ngopi Cantik

Kalau yang ini sih sudah jadi kegiatan sehari-hari orang kekinian. Yang namanya ngopi cantik memang selalu bisa meningkatkan mood dalam sekejap. Sambil mencicipi berbagai kudapan yang tersedia, kamu juga bisa memanjakan diri dengan baca buku atau mengajak teman untuk nongkrong bareng.
2. Olahraga

Masa sih olahraga bisa meredakan emosi? Bisa banget! Ngaku deh… kamu pasti pernah tiba-tiba mood swing dan bawaannya ingin marah-marah padahal tidak ada sebabnya. Tubuh manusia memang sangat kompleks. Jika kurang olahraga alias mager, struktur tubuh akan kacau salah satunya produksi hormon. Kalau sudah begini tubuh akan merasa tidak nyaman dan secara tidak langsung bikin mood berantakan. Olahraga membantu kerja tubuh lebih optimal. Tubuh pun semakin terasa nyaman tanpa gangguan.
Baca Juga:
Minuman Bersoda Bisa Memicu Diabetes? Ini Penjelasan Ilmiahnya
3. Introspeksi

Semakin dewasa kamu harus lebih sering introspeksi. Ketika kita marah kepada seseorang atau terhadap masalah hidup yang sedang menimpa, ada baiknya kamu rehat sejenak untuk merenung. Segala sesuatu tidak mungkin terjadi tanpa sebab. Seringkali kita terlalu egois untuk mengakui kesalahan sendiri. Dengan introspeksi, perasaan marah pun akan mereda.
4. Eliminasi

Kamu akan semakin mudah marah jika dikelilingi oleh orang-orang toksik. Memperkecil lingkaran pertemanan bukan hal yang salah. Apalagi jika kamu memiliki keberanian untuk meninggalkan teman yang selama ini tak pernah mendukung. (mar)
Baca Juga: