Ramadan di Belgia, Dikejar-Kejar Waktu

Rabu, 23 Mei 2018 - P Suryo R

BAGI Pody berpuasa tahun ini merupakan sebuah keberuntungan. Selama dua tahun berturut-turut ia harus berbuka puasa pada pukul 23.00 waktu lokal. Tahun ini wanita yang tinggal di Brussels, Belgia ini dapat berbuka puasa pada sekitar pukul 21.00 waktu setempat.

"Tapi kalau matahari lagi ngejreng, ya bisa jam 10 malam," kata Pody yang dihubungi MerahPutih.com disela-selanya berbuka.

puasa brussels
Suasana Hari Raya di Brussels. (Foto: dok.pribadi)

Menjalankan ibadah puasa Ramadhan di Belgia lebih panjang waktunya jika berada pada musim semi dan musim panas. Tahun ini Ramadhan jatuh di musim semi dimana udara sudah mulai hangat dan matahari muncul lebih awal dan tenggelam lebih lama.

"Ini yang membuat waktu puasa lebih lama dibandingkan puasa di Indonesia," ungkap Pody yang pernah menjadi pemimpin redaksi tabloid wanita di Indonesia.

Tidak ada suasana spesial. Ia menjelaskan biasanya Kedutaan Besar Republik Indonesia di Belgia, menyelenggarakan buka puasa dan tarawih bersama hanya satu kali. Ini karena waktu berbuka yang terlalu malam dan selesai waktu shalat tarawih hingga mendekati waktu sahur.

puasa di brussels
Hari Raya di KBRI Brussels. (Foto: dok.pribadi)

"Waktu berbuka puasa di Belgia sekitar pukul setengah sepuluh malam. Akan semakin malam di akhir Ramadan, lebih dari pukul sepuluh malam. Masyarakat Indonesia di sini tetap melakukan kegiatan seperti biasa," jelasnya lagi.

Kondisi disana membuat semua orang berpacu dengan waktu. Tidak mudah memang. Baru saja menyantap makanan dan minuman berbuka. Dalam empat jam kemudian harus sudah menyantap sahur yang dimulai sekitar pukul dua pagi, dan berhenti saat Imsak di sekitar pukul tiga pagi.

"Waktu shalat Isya dimulai hampir pukul duabelas dini hari. Kalau udah dekat Idul Fitri, waktu Isya bisa mulai lebih dari pukul duabelas dini hari. Waktunya sangat dekat antara waktu buka, shalat Isya, tarawih, sahur dan imsak. Terus terang bikin kita, masyarakat muslim Indonesia yang tinggal di Belgia, berpacu dengan waktu," kata Pody yang selalu menyempatkan memasak untuk berbuka dan sahur.

Bagi Pody menu pilihan berbuka puasa di Indonesia lebih banyak ketimbang di Belgia. Di negara itu sama sekali tidak banyak pilihan. Namun kita bisa mencari pangan berbuka puasa khas Timur Tengah di beberapa area di beberapa kota di Belgia. Biasanya di wilayah yang banyak masyarakat Muslim lainnya. Seperti Maroko, Turki, Syrie, atau Tunisia.

puasa di brussels
Puasa di Belgia pada musim panas akan lebih panjang. (Foto: dok.pribadi)

"Di Brussels sendiri sebenarnya enggak susah untuk mencari makanan manis untuk berbuka puasa ala Timur Tengah. Ada banyak Pattiserie ala Turki atau Maroko yang menyajikan cookies manis aneka rupa," kata Pody.

Menurut Pody, masyarakat Belgia yang kebanyakan non muslim, pada beberapa tahun terakhir ini sudah terbiasa dengan suasana Ramadan. Karena saat ini semakin banyak imigran dari Timur Tengah berdatangan dan menetap di sini. Bukan hal yang aneh melihat masyarakat muslim di sini berjalan menuju masjid dengan pakaian khas muslim pada umumnya.

"Nanti di Hari Raya Idul Fitri komunitas muslim bersama-sama melakukan shalat Idul Fitri dan terlihat bersilaturahmi. Kemudian disambung dengan makan bersama dengan makanan yang sudah dibawa," jelas Pody. (psr)

Bagikan

Baca Original Artikel
Bagikan