Putus Cinta Bisa Sebabkan Penurunan Berat Badan
Selasa, 09 Februari 2021 -
SETIAP orang tentu ingin bahagia dan langgeng bersama pasangannya. Namun, terkadang kenyataan tak sesuai dengan harapan. Tak sedikit orang yang sudah serius menjalin hubungan, namun harus kandas di tengah jalan karena suatu hal.
Ketika putus cinta, perasaan sedih, marah dan takut merupakan suatu reaksi normal yang dialami oleh seseorang. Tapi bila perasaan tersebut berlangsung terlalu lama, bisa berdampak negatif pada kesehatan tubuh. Salah satu dampak putus cinta yang tidak sehat, yakni penurunan berat badan.
Baca Juga:
Cara Mengatasi Philophobia, Kondisi Mental Takut Jatuh Cinta
Seperti yang dilansir dari laman alodokter, ketika putus cinta, sejumlah orang mampu untuk menerima dan move on dengan cepat. Namun, tidak sedikit orang yang terjebak dalam memori mantan kekasih, atau terus teringat tentang kesalah yang mungkin pernah diperbuat.
Perubahhan psikologis karena putus cinta, bisa dengan mudah menurunkan minat seseorang untuk makan. Alhasil, kebiasaan makan menjadi berkurang atau tidak teratur. Jika sudah demikian, berat badan bisa menurun.
Disamping itu, putus cinta pun bisa menyebabkan kecemasan stres. Kondisi tersebut dapat mengganggu sistem kerja pencernaan, seperti sakit perut, maag, diare hingga sembelit. Gangguan penceraan dapat membuat nafsu makan menurun.
Baca Juga:
Selain itu, bila sistem pencernaan terganggu, juga bisa menghambat penyerapan nutrisi dari makanan. Hal tersebut bisa membuat tubuh kekuarngan nutrisi dan menggunakan lebih banyak cadangan di dalam tubuh sebagai gantinya, yang bisa membuat berat badan menurun.
Selanjutnya, jika seseorang yang putus cinta hingga mengalami depresi, kerja metabolisme dalam tubuhnya bisa melambat. Bila sudah demikian, maka tubuh merasa tidak membutuhkan banyak makanan. Hal tersebutlah yang membuat makan menjadi lebih sedikit, hingga bisa menyebabkan berkurangnya berat badan.
Namun, selain menyebabkan penurunan berat badan, putus cinta pun dapat mengakibatkan penambahan berat badan hingga obesitas. Dalam hal ini, tergantung dengan kondisi metabolisme di dalam tubuh seseorang, serta bagaimana seseorang itu mengelola stersnya. (Ryn)
Baca Juga:
