Puncak Garebeg Maulud, Keraton Kasunanan Surakarta Keluarkan Dua Pasang Gunungan

Selasa, 20 November 2018 - Yudi Anugrah Nugroho

MerahPutih.com- Keluarnya dua pasang gunungan, jaler (laki-laki) dan estri (perempuan) dari Keraton Kasunanan Surakarta Hadiningrat menuju Masjid Agung, Selasa (20/11) menandai Puncak Peringatan Nabi Muhammad SAW atau biasa disebut Maulud.

Tafsir Anom Keraton Kasunanan Muhammad Muhtarom, mengatakan gunungan itu merupakan simbol kehidupan seorang manusia. Gunungan tersebut merupakan ungkapan rasa syukur manusia kepada Sang Pencipta atas karuniannya.

”Gunungan jaler itu berisi makanan hasil mentah atau hasil bumi. Maksudnya, seorang laki-laki harus mampu menghidupi keluarganya. Sedangkan gunungan estri, berisi makanan siap saji, artinya seorang perempuan harus bisa mengolah hasil kerja keras suami,” jelasnya kepada merahputih.com

garebeg maulud
Kerumunan masyarakat di wilayah Keraton Surakarta. (Win)

Kehadiran dua gunungan tersebut tak ayal memancing banyak warga, tak hanya dari Solo, bertandang ke kawasan Masjid Agung. Mereka berdesakan, berebut, mengambil beragam isi gunungan untuk mengharap berkah (ngalap berkah).

Sementara itu seorang warga asal Nganjuk, Jawa Timur, Nuryati (59) mengakui jika hampir setiap tahun saat Grebeg Maulud selalu datang ke Solo. Bahkan, ia juga ikut berebut isi gunungan.

”Kalau saya biasanya berebut isi gunungan Jaler, karena isinya sayuran dan sampai rumah bisa dimasak. Ya bagian dari ngalap berkah,” katanya.

garebeg maulud
Suasana saat gunungan keluar kerato menuju Masjid Agung. (Win)

Berebut isi gunungan tersebut telah menjadi pemandangan rutin tiap tahun. Garebeg Maulud merupakan tradisi turun-temurun Kasunanan Surakarta tiap peringatan hari lahir Nabi Muhammad SAW.

Sebelumnya, rangkaian Peringatan Lahirnya Nabi Muhammad SAW, pada 13 November lalu, didahului keluarnya dua gamelan dari Keraton, gamelan Kiai Guntur Madu dan Kiai Guntur Sari.

Setelah tujuh hari bersemayam di Masjid Agung, dua perangkat gamelan tersebut lantas dibawa kembali ke dalam keraton. Setelah itu, kirab gunungan pun berlangsung. (WIN)

Bagikan

Baca Original Artikel
Bagikan