Puasa di Australia, Umat Islam Cuma Andalkan Jam Tangan

Senin, 22 Juni 2015 - Fredy Wansyah

MerahPutih Internasional - Berpuasa di Indonesia, umat Islam kerap dibangunkan dengan bunyi dari peralatan dapur dan sebagainya. Umat Islam saling membangunkan, saling mengingatkan, dan bahkan saling menukar hidangan berbuka puasa maupun santap sahur.

Bagaimana di negara-negara lain, khususnya negara yang umat Islamnya minoritas? Umat Islam Astralia memiliki cerita sendiri. Ada banyak kisah pengalaman berpuasa bagi umat Islam di Negeri Kanguru.

Di Autralia tidak ada tradisi saling membangunkan, tak ada tradisi saling mengingatkan, dan tak ada tradisi saling bertukar hidangan puasa. Ketika sahur dan jelang berpuasa, mereka hanya mengandalkan jam tangan.

Jam puasa di Autralia merupakan salah satu jam puasa terpendek di dunia. Jika di Indonesia jam puasa mencapai 13 hingga 14 jam dalam sehari, maka di Australia hanya 10 hingga 11 jam. Umat Islam pun kerap berbuka puasa di jalan saat pulang dari kantor atau tempat kerja masing-masing. Pasalnya, waktu berbuka di sana bersamaan dengan waktu pulang kerja, yakni sekira pukul 5 sore waktu setempat.

Ailia Rizvi, muslimah yang bekerja di ABC Southbank, mengisahkan saat-saat berpuasa di kantornya. Baginya, berpuasa merupakan suatu tantangan tersendiri ketika tinggal di negara yang umat Islamnya minoritas.

"Menjadi tantangan sendiri saat rekan-rekan kerja mulai memanaskan bekal makan siang mereka, aroma makanan bisa tercium," tutur Ailia, seperti disitat ABC Australia, Senin (22/6).

Senada dengan Ailia, seorang pelajar asal Pakistan di Australia, Zehra Kazmi, menuturkan, hal yang menarik berpuasa di Autralia ialah menyesuaikan kebiasaan masyarakat mayoritas. Di Autralia, toko-toko makanan dan restoran tidak ada yang tutup. Semua berjalan seperti biasa.

"Di sekolah orang-orang makan seperti biasanya. Di jalanan pun restoran tentu saja tetap buka, saya harus berpura-pura tidak lapar," kata Zehra.

Meski begitu, umat Islam di Australia tetap mendapat hidangan istimewa dari masjid-masjid setempat. Selalu ada hidangan gratis untuk santap berbuka di masjid-masjid. Sebagian di antara mereka memilih berbuka di masjid kala rumah mereka jauh dari tempat bekerja. Masjid pun menjadi tempat yang bersahabat sebagai pengingat jadwal puasa. (fre)

Baca Juga:

5 Manfaat Sehat Berpuasa

Pemerintah Tiongkok Larang Muslim Uighur Berpuasa

Ulama 'Potong' Waktu Berpuasa di Inggris

Bagikan

Baca Original Artikel
Bagikan