Polusi Udara Menyebabkan Tiga Gangguan Pernapasan
Jumat, 04 Oktober 2019 -
POLUSI udara dapat mengganggu saluran pernapasanmu. Salah satunya pilek alergi atau rhinitis alergi. Polusi udara tidak hanya terdapat di luar ruangan, tapi juga bisa ada di dalam ruangan. Misalnya, di dalam pabrik, kantor, atau bahkan di rumah.
Zat yang merupakan polutan (penyebab polusi) di udara adalah karbon monoksida (CO), karbon dioksida (CO2), nitrogen dioksida (NO2), sulfur dioksida (SO2), formaldehida, phthalate, dan partikel polusi (PM). Beragam jenis zat inilah yang dapat memicu timbulnya pilek alergi padamu. Demikian menurut berita pers dari Alodokter.
Baca juga:
Di dalam ruangan, polusi udara berasal dari gas beracun, senyawa organik yang mudah menguap (VOC), tungau, bulu hewan peliharaan, jamur, bakteri, dan virus. Polutan tersebut umumnya dihasilkan dari emisi kendaraan, bahan bangunan, perabotan rumah tangga, pengharum ruangan, asap masakan, dan asap rokok.
Menurut penelitian di luar negeri, penyebab polusi udara bisa mencapai lima kali lebih banyak saat berada di dalam ruangan dibandingkan di luar ruangan. Hal ini terjadi karena kurangnya ventilasi untuk memastikan sirkulasi udara.

Meningkatnya material sintetis sebagai bahan bangunan dan furnitur, serta penggunaan produk pembersih rumah juga menjadi penyebab udara tercemar. Bahkan, dari penelitian yang sama menyatakan bahwa orang yang sering mengalami alergi lebih banyak menghabiskan waktu di dalam ruangan.
Pilek alergi atau rhinitis alergi berbeda dengan pilek karena infeksi. Rhinitis alergi adalah peradangan pada bagian dalam hidung yang disebabkan oleh alergen, yaitu zat pemicu alergi, seperti debu dan partikel polusi. Sedangkan pilek karena infeksi disebabkan oleh virus dan bakteri.
Ketika terpapar alergen yang berasal dari polusi udara, sistem kekebalan tubuh bereaksi karena menganggap alergen sebagai benda berbahaya. Hasilnya, tubuh memproduksi sejumlah zat kimia yang membuat selaput lendir hidung membengkak dan produksi lendir di hidung meningkat.
Meski berbeda, rhinitis alergi memiliki beberapa gejala yang mirip dengan pilek infeksi, yaitu bersin, hidung berair, gatal, dan tersumbat. Gejala-gejala tersebut biasanya muncul tidak lama setelah terpapar alergen.
Untuk mengobati pilek alergi, kamu perlu menghindari faktor pemicu munculnya reaksi alergi. Selain itu, kamu juga bisa mengonsumsi obat-obatan. Terutama jika keluhan yang dirasakan sangat mengganggu.
Baca juga:

Apabila tidak diobati, rhinitis alergi dapat menyebabkan sinusitis. Rongga sinus di sekitar hidung secara alami menghasilkan lendir. Namun ketika tersumbat atau meradang karena rhinitis alergi, lendir tidak dapat mengalir keluar. Sehingga mudah terjadi infeksi dan peradangan pada sinus yang disebut sinusitis.
Selain itu, rhinitis bisa menyebabkan Otitis media. Ini merupakan gangguan berupa peradangan pada telinga bagian tengah. Kondisi ini terjadi ketika rhinitis menyebabkan peradangan dan pembengkakan pada saluran eustachius yang menghubungkan hidung dan telinga.
Lebih parahnya, rhinitis bisa menumbuhkan polip pada hidung. Benjolan polip akan tumbuh di lapisan di dalam hidung atau sinus. Jika ukurannya cukup besar atau jumlahnya banyak, polip hidung dapat menghalangi pernapasan dan menurunkan ketajaman penciuman. Polip berukuran besar biasanya perlu ditangani dengan operasi.
Pemicu alergi pada setiap orang memang berbeda-beda. Namun, yang paling sering menyebabkan pilek alergi adalah polusi udara. Untuk mencegah pilek alergi, bersihkan rumah secara rutin dan pastikan sirkulasi udaranya baik, agar kualitas udara di dalam rumah tertap terjaga. (ikh)
Baca juga:
Udara Jakarta Kotor, Tiru Cara Bams Lindungi Anak Dari Polusi Udara