"Polemik Lima Ring Buat Nasib Indonesia Terancam"
Kamis, 03 Desember 2015 -
MerahPutih Olah Raga - Penggunaan logo ring lima terus membuat Komite Olahraga Nasional Indonesia (KONI) pusat terdesak. Bahkan kini, mantan atlet-atlet Olimpiade meminta supaya KONI Pusat bersikap bijaksana dengan tidak lagi menggunakan logo tersebut.
Logo ring lima yang merupakan simbol Olimpiade, hanya berhak digunakan anggota Komite Olimpiade Indonesia (IOC). Sedangkan di Indonesia, anggota IOC hanyalah KOI dan bukan KONI.
Mantan atlet Olimpiade, Kresna Bayu (cabang olahraga judo), mengatakan bakal menemui Ketua KONI Pusat, Tono Suratman, supaya agar bersedia melepas ring lima yang digunakan. Diterangkan Kresna Bayu, Tono harus berikap bijaksana dan tidak mempertahankan prinsipnya.
Apalagi, diutarakan Bayu, hal tersebut akan memberikan dampak negatif. Misalnya saja, nasib Indonesia bisa terancam dibekukan oleh IOC karena terjadi rebutan ring lima antara KONI dengan KOI. Terlebih, IOC juga sudah meminta KONI Pusat untuk mencopot ring lima pada Januari 2015.
"Apabila Tono Suratman tidak tanggap untuk menyelesaikan masalah ring lima sesuai permintaan IOC, maka akan merugikan atlet. Karena jika dibekukan, para atlet tidak bisa mengikuti multievent internasional. Kesempatan Indonesia menjadi tuan rumah Asian Games 2018 juga terancam. Hal ini tentunya akan mempermalukan bangsa dan negara Indonesia di dunia internasional," papar Kresna Bayu didampingi Juwana Wangsa Putri (taekwondo), Suryo Agung (atletik), Hadi Wihardja (angkat besi), Liane Manurung (panahan) dan Nurfitriana (panahan) di Kantor KOI, Senayan, Jakarta, Kamis (3/12).
Sebagai mantan atlet Olimpiade, Bayu bersama rekan-rekannya tersebut meminta Tono Suratman bersikap besar hati dan bijaksana untuk memajukan olahraga Indonesia. Masih dikatakannya, juga menyesalkan sikap Tono pada Musyawarah Olahraga Nasional (Musornas) KONI Pusat di Jayapura, 28-29 November lalu.
Ketika itu, Sidang Komisi I bidang organisasi memutuskan penggunaan dan pemakaian ring lima pada lambang KONI tidak digunakan lagi dan selanjutnya dikembalikan ke IOC. Namun, dia menilai keputusan itu dipelintir oleh Tono Suratman karena masih mengakui keberadaan ring lima.
Sementara itu, pengurus KONI Pusat demisioner, Bambang Rus Effendi, meminta semua pihak untuk duduk bersama membahas penyelesaian ring lima. Apalagi, saat ini KONI Pusat sudah bersedia bersinergi dengan KOI setelah sebelumnya terjadi perselisihan.
"Mari semua duduk bareng. Kalau ingin copot ring lima, tidak masalah. Yang penting, bertemu dulu dengan semua pemangku kepentingan," pungkasnya.(esa)
Baca juga: