Pesan Sejuk Kiai Ma'ruf Amin untuk Masyarakat Indonesia
Selasa, 20 November 2018 -
MerahPutih.com - Calon Wakil Presiden nomor urut 01 KH Ma'ruf Amin menyerukan masyarakat pendukung pasangan capres-cawapres nomor urut 01, untuk bersikap toleran dan menjaga kerukunan.
Kiai Ma'ruf mengatakan hal tersebut dalam tausiahnya pada perayaan Maulid Nabi Muhammad SAW yang diselenggarakan oleh Relawan Jokowi-Ma'ruf Amin (Jamin) di Kota Medan, Sumatera Utara, Selasa (20/11).
Perayaan Maulid Nabi Muhammad SAW itu dihadiri lebih dari 4.000 orang yang sebagian adalah jemaah majelis taklim. Hadir pada kegiatan tersebut antara lain, menantu Presiden Jokowi Bobby Siregar, Ustaz Yusuf Mansur, dan Wali Kota Binjai H Muhammad Idaham.
Menurutnya, agama Islam mengajarkan benar sikap toleran, sehingga ada Firman Allah SWT yang menyebut, 'Bagiku agamaku, bagimu agamamu'.
"Nabi Muhammad SAW sudah menunjukkan bahwa jalan kelembutan dan kedamaian dapat merubah situasi," katanya seperti dikutip melalui siaran pers Tim Kampanye Nasional (TKN) Jokowi-Ma'ruf.
Kiai Ma'ruf mengingatkan, agar masyarakat meskipun berbeda pilihan politik, berbeda dukungan capres-cawapres tetap harus toleran. "Sebagai bangsa Indonesia, masyarakat harus menjaga persatuan bangsa, meskipun berbeda pilihan politik. Ini namanya toleran," katanya.
Kiai Ma'ruf menegaskan, perilaku cinta dan kasih sayang di antara sesama umat harus terus diutamakan. Kiai Ma'ruf mengibaratkan, seperti tubuh manusia, salah satu bagian tubuh sakit maka bagian tubuh yang lain juga ikut merasakan sakit.
"Ini yang kita pahami. Maka berbeda agama, berbeda suku, tetap kita harus membangun mawaddah warahmah. Bukan saling membenci dan saling memusuhi," katanya.
Dia pun bercerita bagaimana situasi yang memprihatinkan di sejumlah negara di Timur-Tengah, seperti di Suriah, Afghanistan, dan Yaman, yakni sesama umat Islam di sana, bisa saling membunuh.
"Umat Islam di Indonesia tidak boleh seperti itu. Karena umat Islam di Indonesia, berpegangan pada prinsip ukhuwah islamiyah, sesama umat Muslim, sesama warga negara Indonesia, harus menjaga silaturahmi dan persatuan," tandasnya.
Diceritakan oleh Kiai Ma'ruf, bahwa Nabi Muhammad SAW mampu mengubah perilaku ummat di zamannya dengan sopan satun, dalam waktu 21 tahun. Cara Nabi Muhammad SAW itu pun, kata dia, digunakan oleh para kiai pada zaman Nusantara. "Para ulama itu menasehati, bukan memaki-maki. Mengajak bukan mengejek, serta merangkul bukan memukul," katanya.