Perusahaan Besar Korsel Ikut Blokir Akses ke DeepSeek, Hindari Ancaman Keamanan Data
Jumat, 07 Februari 2025 -
MERAHPUTIH.COM - PARA konglomerat besar di Korea sedang bersiap untuk memblokir akses ke layanan chatbot kecerdasan buatan (AI) DeepSeek di tengah meningkatnya kekhawatiran akan kemungkinan kebocoran data rahasia mereka ke China. Keputusan ini mengikuti langkah serupa yang diambil pemerintah, seiring dengan meningkatnya pengawasan global terhadap layanan perusahaan rintisan China tersebut karena kekhawatiran adanya pelanggaran data.
Seperti dilansir The Korea Times, Hyundai Motor Group bergabung dengan kebijakan ini pada Jumat (7/2). Mereka melarang afiliasi mereka menggunakan layanan tersebut demi alasan keamanan. Grup ini memberi tahu karyawan dan para eksekutif tentang keputusan tersebut dengan alasan yang sama. Berdasarkan langkah terbaru ini, pejabat dari afiliasi utama grup, seperti Hyundai Motor, Kia, Hyundai Mobis, dan Hyundai Glovis, dilarang mengakses platform China tersebut.
Karyawan dari perusahaan teknologi besar lainnya di Korea, seperti Samsung Electronics, LG Electronics, dan SK hynix, juga tidak diizinkan menggunakan model AI R1 dari DeepSeek di laptop dan komputer desktop mereka. Pejabat industri mengatakan konglomerat di Korea akan terus mempertahankan kebijakan ini hingga kekhawatiran tentang kebocoran data dari DeepSeek sepenuhnya teratasi.
"Langkah ini merupakan tindakan pencegahan terhadap potensi kebocoran data ke China," kata seorang pejabat dari industri IT. "Kami akan terus menerapkan kebijakan ini dengan memantau langkah-langkah dari rekan-rekan kami di luar negeri,” ujarnya.
Baca juga:
Pemerintah Korea Selatan Blokir 'DeepSeek’, Ada Kekhawatiran Keamanan dan Risiko Kebocoran Data
Perusahaan keuangan juga ikut serta dalam daftar perusahaan yang memblokir akses ke R1. Empat grup perbankan terbesar di Korea, KB, Shinhan, Hana, dan Woori, baru-baru ini melarang karyawan mereka mengakses layanan DeepSeek dalam sistem jaringan perusahaan mereka. Toss Bank dan KakaoBank, dua bank daring utama di Korea, juga mengambil langkah yang sama.
Otoritas pemerintah utama, seperti Kementerian Perdagangan, Industri, dan Energi serta Kementerian Luar Negeri, telah mengambil pendekatan yang lebih cepat dengan secara preemptif memblokir akses ke R1 secara daring. Majelis Nasional sedang bergerak untuk membangun dasar hukum bagi tindakan ini.
Anggota parlemen dari Partai Kekuatan Rakyat yang berkuasa Na Kyung-won mengusulkan rancangan undang-undang untuk memblokir akses ke R1 dari otoritas pemerintah utama dan organisasi yang dikelola negara. "DeepSeek telah mengamankan lebih dari 1,2 juta pengguna Korea melalui layanan gratisnya yang diluncurkan bulan lalu, tetapi masalahnya ialah tidak ada informasi mengenai bagaimana data mereka diproses di server di China," katanya.
Pemain industri telekomunikasi dan teknologi informasi telah memutus akses jaringan ke R1 karena kemungkinan kebocoran data dapat menyebabkan kerusakan massal bagi publik. SK Telecom dan LG Uplus menyarankan staf mereka untuk tidak mengakses platform China tersebut bahkan dengan komputer pribadi mereka. Naver dan Kakao juga menetapkan aturan untuk tidak menggunakan layanan AI eksternal dalam pekerjaan mereka.(dwi)
Baca juga: