Pernyataan soal Teror ke Tempo Dinilai Merendahkan, Prabowo Diminta Evaluasi Posisi Hasan Nasbi di Istana

Minggu, 23 Maret 2025 - Soffi Amira

MerahPutih.com - Pernyataan miring Kepala Kantor Komunikasi Kepresidenan, Hasan Nasbi, atas peristiwa teror kepala babi di kantor Tempo, menuai kecaman dari sejumlah kalangan.

Pengurus Perhimpunan Bantuan Hukum Indonesia (PBHI) Julius Ibrani menilai, pernyataan Hasan Nasbi yang seolah menyuruh "memasak kepala babi" yang tergeletak di jalan itu, selain tidak berempati, juga melanggar prinsip kebebasan pers.

“Pernyataan tersebut cenderung merendahkan, tidak patut disampaikan oleh seorang Kepala Kantor Komunikasi Presiden,” kata Julius dalam keteranganya kepada wartawan, Minggu (23/3).

Ia mengingatkan kepada Presiden RI, Prabowo Subianto, bahwa pernyataan ini sama sekali tidak seharusnya didiamkan, karena mengandung unsur kebencian terhadap kelompok jurnalis atau media yang kritis.

Baca juga:

Kapolri Instruksikan Kabareskrim Selidiki 'Teror Kepala Babi dan Bangkai Tikus' Tempo

“Terlepas dari sikap dan posisi media untuk kritis terhadap situasi yang ada, ungkapan yang menyepelekan teror ini mengusik hak rasa aman seseorang, terutama jurnalis dalam kerja-kerja jurnalistiknya,” jelas Julius.

Ia menyebutkan, ungkapan yang disampaikan Hasan Nasbi menunjukkan rendahnya komitmen pemerintah, yang diwakili Kantor Komunikasi Kepresidenan, terhadap demokrasi dan kebebasan sipil.

“Bukannya menyampaikan, setidaknya sikap keperihatinan terhadap teror tersebut, justru seakan mendukung tindakan teror tersebut,” ungkap dia.

Baca juga:

Koalisi Masyaratkan Sipil Minta Prabowo Tinjau Ulang Posisi Hasan Nasbi Setelah Sarankan Kepala Babi Dimasak

Dia juga mendesak kepada Presiden untuk meninjau kembali posisi Hasan Nasbi dari jabatan Kepala Kantor Komunikasi Kepresidenan.

“Dengan sikap tersebut di atas, nampak ia tidak cukup patut secara etika untuk menyampaikan pesan kepresidenan kepada masyarakat,” jelas Julius. (knu)

Bagikan

Baca Original Artikel
Bagikan