Peneliti Menemukan Organ Misterius di Pusat Kepala Manusia

Selasa, 20 Oktober 2020 - P Suryo R

HASIL studi dipublikasi di jurnal Radiotherapy and Oncology, The New York Times dan Science Alert, merangkum hasil penelitian dari Belanda menemukan organ yang sebelumnya tidak teridentifikasi.

"Entitas tidak dikenal" ini diidentifikasi secara tidak sengaja oleh para dokter di Belanda yang memeriksa pasien kanker prostat dengan jenis pemindaian lanjutan disebut PSMA PET/CT. Saat dipasangkan dengan suntikan glukosa radioaktif, alat diagnostik ini menyoroti tumor di dalam tubuh.

Baca Juga:

Mengapai Kita Tidak Boleh Terlalu Banyak Makan Makanan Asin?

organ
Hasil scan yang menunjukkan kelenjar tubarial. (Foto: Valstar, Etz al, Radiotherapy and Oncology)

Dalam kasus ini, itu menunjukkan sesuatu yang berbeda. Sepasang kelenjar ludah besar, bersembunyi di sudut tempat rongga hidung bertemu dengan tenggorokan. Jika temuan ini dikonfirmasi, sumber ludah yang tersembunyi ini merupakan identifikasi pertama dari jenisnya dalam waktu sekitar tiga abad.

Peneliti memberi nama organ baru ini kelenjar tubarial (tubarial glands), mengacu pada lokasi anatomi mereka di atas torus tubarius. Kelenjar tubarial ini ditemukan pada hasil scan PSMA PET/CT 100 pasien.

Manusia selama ini diketahui hanya memiliki tiga jenis kelenjar ludah utama, satu dipasang di dekat telinga, satu lagi di bawah rahang dan satu lagi di bawah lidah. Juga dikenal sebagai kelenjar parotis, submandibular, dan sublingual. Mereka menghasilkan air liur yang penting untuk fungsi sistem pencernaan kita.

"Sekarang, kami pikir ada kelenjar ludah yang keempat," kata Dr. Matthijs Valstar, salah satu penulis studi.

Baca Juga:

Bahan-Bahan Alami Ini Bikin Bebas Jerawat

organ
Sudah tahun 2020 dan kita masih menemukan hal baru mengenai tubuh kita. (Foto: Unsplash/coolmio)

Para peneliti berhipotesis bahwa kelenjar itu dapat mengandung jumlah besar seromucous acini, dengan peran fisiologis untuk pelumasan dan penelanan nasofaring atau orofaring. Penemuan ini sangat penting bagi peneliti dan dokter yang berprofesi di onkologi.

Ini dapat menjelaskan kenapa pasien yang menjalankan terapi radiasi untuk penyakit kanker kepala atau leher selalu mengalami mulut kering kronis dan masalah menelan. "Karena kelenjar yang tidak jelas ini sebelumnya tidak diketahui oleh dokter. Tidak ada yang pernah mencoba menghindarinya dari perawatan semacam itu," kata Dr. Wouter Vogel, salah satu penulis studi.

Alasan mengapa organ ini baru ditemui saat ini masih menjadi pertanyaan. Peneliti berasumsi bahwa tidak seperti kelenjar lainnya yang bisa dengan gampang diakses, lokasi kelenjar tubarial di bawah dasar tengkorak ini tidak gampang untuk diakses dan membutuhkan imaging yang sangat sensitif untuk mendeteksinya.

Baca Juga:

Lari Berlebihan Buruk untuk Kesehatan

organ
Perlu validasi mengenai temuan anyar itu. (Foto: Pixabay/geralt)

Dr. Yvonne Mowery, ahli onkologi radiasi di Duke University mengatakan kepada The New York Times bahwa ia cukup terkejut bahwa kita sudah berada di tahun 2020 dan masih bisa menemukan struktur baru di badan manusia.

Tim peneliti mengakui bahwa penelitian tambahan pada kelompok yang lebih besar dan lebih beragam akan diperlukan untuk memvalidasi temuan mereka. Walau begitu, penemuan ini memberi mereka target lain untuk dihindari selama perawatan radiasi untuk pasien dengan kanker, karena kelenjar ludah sangat rentan terhadap kerusakan dari terapi. (lev)

Baca Juga:

Seperti Apa Rasa Darah Manusia Bagi Nyamuk?

Bagikan

Baca Original Artikel
Bagikan