Pendukung Rodrigo Duterte Berunjuk Rasa Tuntut Pembebasan dan Pemulangan

Senin, 17 Maret 2025 - Dwi Astarini

MERAHPUTIH.COM - PARA pendukung Duterte mengubah perayaan ulang tahun ke-88 berdirinya kota kelahiran Rodrigo Duterte, Davao, dengan unjuk kekuatan dan teriakan yel-yel, menuntut pemulangan Duterte. Sekitar 20.000 orang berunjuk rasa di Kota Davao, Filipina, Minggu (16/3), untuk menuntut pembebasan dan pemulangan mantan presiden Rodrigo Duterte.

Duterte diadili di Mahkamah Pidana Internasional (ICC) atas dugaan kejahatan terhadap kemanusiaan selama perang melawan narkoba. Protes tersebut juga disertai doa bersama di Rizal Park, dekat balai kota.

Pada Rabu (12/3), Duterte dibawa ke Den Haag untuk diadili. Ia ditangkap di Bandara Internasional Manila saat tiba dari Hong Kong. Ia dituduh bertanggung jawab atas ribuan pembunuhan di luar hukum selama perang berdarahnya melawan narkoba.
Duterte muncul di hadapan Ruang Praperadilan Satu ICC pada Jumat (14/3), melalui tautan video untuk sidang awal atas dakwaan yang dihadapinya.

Sidang yang dipimpin hakim Julia Antoanella Motoc tersebut merupakan langkah prosedural untuk mengonfirmasi identitas Duterte, memberitahukan hak-haknya, mengajukan dakwaan secara resmi, dan menetapkan tanggal untuk sidang konfirmasi dakwaan.

Baca juga:

Hadapi Tuduhan Kejahatan Kemanusiaan, Mantan Presiden Filipina Rodrigo Duterte Hadir di Ruang Sidang Den Haag lewat Tautan Video, Ngaku Punya Masalah Medis



Duterte, melalui putrinya, Sara Duterte, meyakinkan para pendukungnya bahwa semuanya akan berakhir baik-baik saja. Saat berbicara di hadapan warga Filipina yang berkumpul di luar gedung ICC untuk mendukung ayahnya, Sara mengatakan bahwa ia dapat mengunjungi ayahnya di fasilitas penahanannya beberapa jam sebelum ia pertama kali muncul di hadapan para hakim ICC.


"Jadi, katanya, katakan kepada mereka (para pendukungnya): 'Santai saja. Ada akhir dari segalanya. Ada hari pembalasan’. Jadi, itulah pesannya kepada kalian semua," kata putri Duterte tersebut, dikutip ANTARA.

Sedikitnya 6.252 orang dilaporkan telah tewas dalam operasi antinarkoba yang dijalankan polisi Filipina selama masa jabatan Duterte dari 2016 hingga 2022. Menurut kelompok hak asasi manusia, sedikitnya 27.000 orang menjadi korban pembunuhan dengan gaya main hakim sendiri selama perang Duterte melawan narkoba.(*)

Baca juga:

Rodrigo Duterte ‘The Punisher’ yang kini Menghadapi Persidangan atas Kejahatan terhadap Kemanusiaan

Bagikan

Baca Original Artikel
Bagikan