Pemuda Asal Sragen Alami Obesitas 165 Kilogram, Hanya Bisa Rawat Jalan

Minggu, 02 Juni 2024 - Alwan Ridha Ramdani

MerahPutih.com - Sungadi (29) tampak ngos-ngosan setelah berjalan kaki beberapa meter tak jauh dari rumahnya. Ia pun tampak kesulitan duduk. Berat badanya mengalami obesitas dengan berat badan 165 kg dan tinggi badan 149 cm yang dialami bertahun-tahun.

Ia pun tidak memakai baju lantaran tidak ada baju yang muat untuk dipakainya. Warga RT 008, Dukuh Jurang, Desa Sono, Kecamatan Mondokan, Kabupaten Sragen, Jawa Tengah itu hanya memakai celana pendek berukuran jumbo. Meskipun mengalami obesitas, ia tetap bisa beraktivitas berjalan seperti biasanya tanpa bantuan orang lain.

Sungadi sendiri terlahir normal dengan berat badan 5 kg kurang 2 ons. Sejak umur tiga tahun, ia sudah doyan makan sampai sekarang. Sehari bisa makan sampai delapan kali hingga berat badannya terus bertambah.

"Setelah ditimbang, berat badannya sampai 165 kg.Tingginya saat diukur dengan meteran hanya 149 cm. Berat badanya tidak turun-turun. Padahal, sudah sering buat jalan-jalan," ujar ayah Sungadi, Suwarno, Sabtu (1/6).

Baca juga:

Studi: Obesitas di Usia Dini Mengurangi Setengah Harapan Hidup Seseorang

Ia mengatakan, nafsu makannya yang besar membuat ukuran tubuhnya tidak seperti teman-temannya. Hobi makan Sungadi tak hanya nasi berlauk daging.

"Dia (Sungadi) juga sangat menyukai bakso daging sapi, mi ayam, dan minum es teh manis. Dalam sehari dia bisa makan delapan kali. Setiap kali makan porsinya juga selalu lebih dari satu piring besar," katanya.

Camat Mondokan, Sragen, Agus Indarto mengatakan kondisi kaki kiri Sungadi sakit bengkak. Dari petugas bidan puskesmas desa setempat telah melakukan visit rawat jalan.

"Itu memang sejak dulu (pemeriksaan rutin). Obesitas itu (Sungadi) kan kalau pas sakit bawa ke Puskesmas. Kalau ke rumah sakit tidak mau dia," katanya.

Baca juga:

Mudah Lupa dan Obesitas, Efek Terlalu Lama Pakai Gawai

Lokasi puskesmas dengan rumah Sungadi dekat. Ia pun bersama kades, dan bidan terus melakukan monitoring kondisi kesehatan.

"Sudah tahu, puskesmas dekat dari rumahnya. Kita monitor jika ada keluhan sakit. Kondisi sekarang dia (Sungadi) kaki kirinya sakit," katanya.

Ia menjelaskan, orang tua Sungadi masuk keluarga miskin Kabupaten Sragen. Karena keluarga miskin, pengobatan dibantu Puskesmas.

"Orang tua Sungadi masuk keluarga miskin, jadi kami rawat jalan," ungkapnya. (Ismail/Jawa Tengah)

Bagikan

Baca Original Artikel
Bagikan