Pemerintah Batasi Ventilator Hanya Buat Pasien Kondisi Berat

Kamis, 16 April 2020 - Angga Yudha Pratama

Merahputih.com - Pemerintah menyiapkan rumah sakit darurat sebagai rumah sakit lini pertama untuk penanganan untuk kasus ringan hingga sedang. Pemerintah juga menyiapkan Ventilator di RS Darurat khusus pasien dengan kondisi berat.

"Ini kami fokuskan untuk memberikan layanan kepada pasien yang dalam kondisi berat agar mendapatkan layanan yang terbaik," ujar Juru Bicara Pemerintah terkait Penanganan Wabah COVID-19, Achmad Yurianto, Rabu (15/4).

Baca Juga:

Hampir Merata di Semua Provinsi, Pemerintah Prediksi Korban Jiwa COVID-19 Masih Bertambah

Yuri mengatakan hingga saat ini setidaknya ada 800 rumah sakit yang disediakan untuk menangani pasien COVID-19. Total 4000 pasien yang bisa ditampung oleh seluruh RS tersebut.

"Sudah lebih dari 800 rumah sakit baik miliki pemerintah pusat, pemerintah daerah milik BUMN, TNI/Polri, milik swasta yang telah melakukan layanan rawatan pandemi COVID-19. Daya tampung yang kita miliki lebih dari 4 ribu empat tidur," jelasnya.

Juru Bicara Pemerintah untuk Penanganan COVID-19 Achmad Yurianto . (ANTARA/Humas BNPB/M Arfari Dwiatmodjo.)
Juru Bicara Pemerintah untuk Penanganan COVID-19 Achmad Yurianto . (ANTARA/Humas BNPB/M Arfari Dwiatmodjo.)

Pasien positif terinfeksi virus corona atau COVID-19 pada Rabu (15/4) mencapai 5.136 orang. Penambahan pada pasien positif sebanyak 297 kasus. Jumlah penambahan pasien sembuh ada 20 orang menjadi sehingga 446. Mereka bisa dipulangkan. Mereka berasal dari kota besar seperti DKI, Jabar, Jateng, Jatim, Sulawesi Selatan dan beberapa provinsi lain.

"COVID-19 bisa sembuh dan ini memotivasi kita untuk hidup sehat. Kondisinya bagus dan tak dikhawatirkan menular. Mereka sembuh dan punya kekebalan imunitas yang baik," jelas Yurianto.

Baca Juga:

Anggota Fraksi PDIP Solo Tak Ambil Jatah Reses, Hemat Rp1,3 Miliar untuk Penanganan COVID-19

Sementara pasien meninggal dunia bertambah 10 menjadi 469 pasien. Mereka mayoritas usia diatas 50 tahun dan miliki penyakit seperti darah tinggi, diabetes dan penyakit paru.

"Ini bukti penularan di luar masih bisa terjadi dan kasus pisitif tanpa gejala yang ada di tengah masyarakat. Jumlah ini diprediksi bisa meluas. Kasus kematian ini adalah dari penderita konfirmasi positif COVID-19. Optimisme kita perlukan," ucapnya. (Knu)

Bagikan

Baca Original Artikel
Bagikan