Pandemi Jadi Tantangan Terapkan Gaya Hidup Sehat

Senin, 20 Desember 2021 - Andreas Pranatalta

SIAPA yang mengalami kenaikan berat badan di masa pandemi COVID-19? Nah, bisa jadi kamu salah satu orang yang sulit menerapkan pola gaya hidup sehat. Apalagi kebijakan yang membuat kita menghabiskan sebagian besar waktu di rumah, membuat pola makan akhirnya sulit diatur.

Direktur Promosi Kesehatan dan Pemberdayaan Masyarakat, Kementerian Kesehatan RI dr. Imran Agus Nurali, Sp.KO mengatakan perubahan perilaku masyarakat saat pandemi menjadi salah satu tantangan terbesar dalam mengimplementasikan pola hidup sehat.

“Tantangannya ada di sisi demand dan supply. Kalau dari sisi supply, Indonesia merupakan negara dengan banyak variasi sayur dan buah, tapi masih ada buah yang dinilai mahal. Dari sisi perilaku masyarakat, di masa pandemi ini, banyak WFH dan masyarakat senang pesan makanan melalui layanan pesan-antar yang biasanya junk food, gula, dan lemak. Ini adalah investasi untuk hipertensi, diabetes, dan lainnya,” ungkap Imran mengutip laman ANTARA, Selasa (7/12).

Baca juga:

Indonesia Rugi Rp1.356 Triliun Akibat Pandemi COVID-19

Pandemi Jadi Tantangan Terapkan Gaya Hidup Sehat
Banyak orang memesan junk food selama WFH. (Foto: Unsplash/Robin Stickel)

Imran mengatakan penting bagi masyarakat untuk mengetahui informasi terkait makanan dan dampaknya terhadap kesehatan.

“Atur asupan kalori, gula yang dibutuhkan sehari-hari. Ketahui pula makanan-makanan kekinian yang rendah gula. Perubahan perilaku sangat penting guna mencegah penyakit-penyakit tidak menular serta penyakit komplikasinya seperti ginjal, jantung, stroke yang pembiayaannya besar dan berjangka panjang,” paparnya.

Imran mengingatkan agar masyarakat bijak dalam memilih makanan sehari-hari. Misalnya, mengganti karbohidrat harian dari nasi putih ke nasi merah yang indeks glukosanya rendah namun kaya serat.

Baca juga:

Efek Pandemi, 1 dari 2 di Rumah Tangga Masih Alami Penurunan Pendapatan

Pandemi Jadi Tantangan Terapkan Gaya Hidup Sehat
Rajin olahraga agar tubuh sehat. (Foto: Unsplash/Boxed Water Is Better)

“Lalu lemak, juga jangan terlalu banyak. Sama juga dengan garam, makanan yang banyak garam justru meningkatkan tensi dan lainnya,” kata Imran.

Menurutnya, penting untuk diingat bahwa sayur dan buah juga mengandung serat yang penting secara fisiologis berpengaruh ke pembuluh darah, hormon, yang nantinya bisa mencegah hipertensi. Dan yang paling penting adalah olahraga secara teratur, bisa dengan pergi ke gym atau workout di rumah.

“Jangan sampai sesaat saja. Dengan mengulangi sesuatu yang benar, akan menimbulkan kebaikan lebih luas. Mengubah perilaku memang tidak mudah, namun makin banyak yang terlibat juga makin mudah untuk kita bisa arahkan ke perilaku yang baik,” tutupnya. (and)

Baca juga:

Efek Pandemi, RI Butuh Anggaran Besar Proyek SDGs Nihilkan Kemiskinan 2024

Bagikan

Baca Original Artikel
Bagikan