Ojek Online Jagoan Negri Aing Kala Pandemi
Jumat, 06 Agustus 2021 -
DIKA baru saja menyandang status sarjana. Ia tak ingin lama menganggur. Perekonomian keluarganya memburuk imbas pandemi COVID-19 selama dua tahun terakhir. Tak ingin menjadi beban keluarga, Dika bersikeras mencari nafkah buat dirinya juga keluarga.
Ia mulai mengirim lamaran ke beberapa perusahaan. Meski tak sesuai keahliannya, Dika tetap mengirim lamaran selama ada perusahaan membutuhkan karyawan. Meski begitu, tak satu pun surat lamarannya berbalas.
Baca juga:
Menyemai Kebaikan Mengajak Orang Terdekat Membantu Masyarakat Terdampak Pandemi
Dika tak berpikir panjang menunggu pekerjaan datang. Sembari menanti kerja tetap menjadi karyawan, ia mencoba peruntungan menjadi ojek daring. Ternyata, jadi abang ojek bukan perkara. Bukan soal gengsi karena menyandang status sarjana.
Lelaki asal Tangerang tersebut kesulitan beroleh penumpang. Selama pemberlakuan PPKM Darurat, seusai Pergub nomor 33 tahun 2020, ojek online tidak boleh membawa penumpang. Dika hanya mengandalkan order dari layanan pesan makanan dan antar barang.
"Sehari aja pernah cuma dapat dua orderan. Itu juga cuma dapat tiga puluh ribu. Kotor pula. Tapi lumayan lah buat jajan-jajan" tutur Dika.

Kondisi serupa juga menimpa rekan seperjuang Dika di jalan. PPKM Darurat di beberapa kota memang membuat orderan pernumpang berkurang. Orderan antar barang dan makanan memang ada tapi harus bersaing ketat dengan pengemudi lain. Belum lagi banyak penyekatan di beberapa jalan.
Dika sehari-hari masih berusaha mencari penghasilan dari ojek daring. "Ya gimana, walaupun susah bangett dapat orderan tapi seenggaknya ada buat makan besok mah," katanya.
Jangankan untuk dapet tufo (istilah mencapai target pickup harian sehingga dapat bonus), bisa dapat satu orderan saja Dika sudah sangat bersyukur.
Di sisi lain, Dika juga takut terpapar COVID-19. Setiap hari setelah selesai mengojek, ia menghindari bersentuhan terlebih dahulu dengan orang rumah sebelum mandi.
Baca juga:
Laporcovid-19 Sajikan Transparansi Data Agar Jagoan Negeri Aing Tak Pakai Peta Buta
Saban hari, sebelum berangkat, Dika rajin melakukan penyemprotan disinfektan terhadap badan dan motornya. ia juga memanfaatkan vaksinasi gratis dari perusahaan ojek daring.
Protokol tersebut harus dilakukannya selain untuk mejaga diri dari paparan COVID-19, juga lantaran bagian dari keharusan setiap pengemudi agar beroleh lencana supaya orderan lebih cepat diterimanya. "Ternyata sama aja. Sepi juga orderan".

Kondisi tak kalah sulit bahkan dialami para pengemudi ojek daring mengenakan mobil. Kalis, seorang pengemudi ojek daring bermobil, tak bisa membawa penumpang. Mobilnya sempat terparkir beberapa hari padahal harus membiayai istri dan anaknya.
"Udah dua hari saya narik keliling daerah karawaci nih HP enggak ada bunyi bunyinya." kata kalis.
Di masa PPKM Darurat, ojek dengan mobil memang sangat sulit untuk mendapatkan orderan karena penumpangnya kebanyakan pekerja kini mengikuti arahan pemerintah WFH (work from home).
Kisah para pengemudi ojek daring nan sehari-hari berjuang di jalan juga berisiko terpapar COVID-19, bertambah sulit karena imbas permberlakuan PPKM Darurat. Mereka merupakan Jagoan Negeri Aing di masa pandemi. (jhn)
Baca juga:
Saat Muka Politikus Lebih Besar Ketimbang Ucapan Kemenangan Ganda Putri Jagoan Negeri Aing