Obat ARV Tersendat, ODHA Berhadap Uji Klinis Vaksin COVID-19 Sukses

Jumat, 18 September 2020 - Alwan Ridha Ramdani

MerahPutih.com - Pandemi COVID-19 berdampak pada semua kalangan. Tak terkecuali pada Orang dengan HIV-AIDS atau disebut ODHA, yang tengah menjalani terapi antiretroviral (ARV) atau obat untuk meningkatkan imun tubuh pada pasien HIV.

Jo, misalnya, warga Bandung berusia 36 tahun berharap pandemi COVID-19 segera berakhir. Satu-satunya harapan yang ada untuk mengakhiri pandemi ialah vaksin COVID-19 yang kini sedang diuji coba di Bandung segera rampung dan hasilnya maksimal sehingga bisa segera diproduksi.

“Harapannya semoga vaksinnya cepat jadi,” kata Jo, di sekitar rumah sakit pelayanan layanan ARV di Bandung.

Baca Juga:

Perang Ego Pusat dan DKI Jakarta Tangani COVID-19

Jo yang sudah lima tahun ini menjalani terapi khusus untuk pasien HIV, merasa sudah sehat dan segar karena disiplin menjalani terapi ARV, seperti minum obat teratur, makan makanan sehat, dan olahraga.

Jo erus mengamati perkembangan pandemi COVID-19 maupun uji klinis vaksin buatan China tersebut. Menurutnya, sambil menunggu vaksin jadi, semua orang harus menahan diri sambil bersabar memakai protokol kesehatan seperti memakai masker, menjaga jarak dan memerhatikan kebersihan bahkan dirinya haris lebih disiplin protokol kesehatan biar tidak terpapar.

Jo yang sehari-hari jualan offline dan online menegaskan teman-teman OHDA semuanya terdampak pandemi COVID-19. Bahkan, pandemi ini, memengaruhi sediaan stok ARV di layananan kesehatan.

Indonesia AIDS Coalition (IAC) pernah mengeluarkan pernyataan resmi tentang kekurangan stok ARV di Indonesia. Hal itu terjadi karena ARV untuk ODHA di Indonesia merupakan barang impor.

Ilustrasi HIV
Ilustrasi HIV. (Foto: Pixabay).

Sementara selama pandemi, arus lalu lintas antar negara ditutup. Sehingga ARV yang didatangkan dari luar negeri pun ikut tersendat. Sementara di Indonesia ada sekitar 130 ribu ODHA yang tergantung pada terapi ARV ini.

Direktur Eksekutif IAC Aditya Wardhana meminta pemerintah perlu mengantisipasi kekurangan stok ARV. Dalam jangka panjang, pemerintah harus mendukung industri obat dalam negeri agar bisa memproduksi ARV sendiri.

Di musim pandemi saat ini, Jo dan kawan-kawasnnya, mendapatkan stok ARV untuk seminggu terapi. Padahal sebelum pandemi, ia bisa mendapat stok ARV untuk sebulan terapi.

Karena itulah Jo berharap uji klinis vaksin COVID di Bandung bisa sukses sehingga kehidupan bisa kembali berjalan normal, termasuk stok ARV yang cukup.

“Baiknya stok ARV untuk 1-2 bulan, sehingga kita tidak terlalu sering bolak-balik mengambil obat. Kalau yang kerja jualan seperti saya tidak masalah ngambil seminggu sekali juga, tapi kasihan teman-teman yang kerja kantoran kan tidak mungkin izin ngambil obat tiap minggu,” ungkap Jo. (Iman HA/Jawa Barat).

Baca Juga:

Tangis Haru Peneliti Uji Klinis Vaksin COVID-19 Sinovac

Bagikan

Baca Original Artikel

Berita Terkait

Bagikan