Novelis Feby Indirani Menolak Istilah Jomlo

Minggu, 24 September 2017 - Rina Garmina

DI Indonesia status jomlo masih terus diolok-olok. Sasarannya adalah pria atau wanita yang belum memiliki pasangan hidup. Bahkan, Wali Kota Bandung sampai membuat sebuah taman, yaitu Taman Jomblo, serta selalu menjadikan jomlo sebagai lelucon di media sosialnya.

Penulis buku '69 Things to be Grateful about being Single', Feby Indirani, tak sepakat dengan istilah yang selalu dilontarkan Ridwan Kamil itu. "Kadang istilah jomlo itu selalu mendiskreditkan. Bila menghapuskan stigma, mulailah dengan kata-kata positif," ujar Feby kepada Merahputih.com di Bandung, baru-baru ini.

Feby lebih memilih menggunakan istilah lajang ketimbang jomlo. Menurutnya, penggunaan istilah lajang setidaknya bisa netral dan tidak memojokkan. "Di Indonesia menjadi lajang itu buruk. Bahkan ada istilah jomlo sampai dibuat buku dan film oleh Raditya Dika," terangnya.

Di mata Feby, stigma-stigma itu selalu muncul dan kuat kepada lajang. Untuk itu, perempuan yang juga masih hidup melajang itu tidak mengolok-olok mereka yang memilih melajang.

"Lajang itu statusnya sama dengan menikah dan belum menikah. Tetapi, banyak mereka berjuang menikah, akhirnya (usia pernikahannya) tak lama," ujarnya.

Padahal, tambah Feby, banyak hal seru yang dapat dilakukan kaum lajang. Keseruan-keseruan itulah yang ia tuangkan dalam bukunya yang berjudul '69 Things to be Grateful about being Single'. Dan Feby menyampaikannya secara bervariasi, mulai dari yang bernada serius hingga menertawakan diri sendiri.

Gaya bertutur santai juga menjadi ciri khas buku terbaru penulis yang sebelumnya merilis buku 'Bukan Perawan Maria' itu. Tidak dapat disangkal, banyak orang memiliki pasangan sempurna. Namun, ada pula yang kehidupan rumah tangganya penuh lika-liku. Para lajang sebenarnya bernasib jauh lebih baik ketimbang terjebak dalam hubungan yang salah sehingga hidup mereka penuh derita.

Karena itu, ia mengajak para lajang untuk bersyukur. Bayangkan keuntungan-keuntungan ini. Seorang lajang hanya perlu mengurus cucian milik sendiri. Tak usah pusing dengan pakaian kotor orang lain.

Status lajang mungkin tidak lebih baik ketimbang menikah. Pun, sebaliknya. Namun, seorang lajang bisa mengambil sisi positif dari pengalamannya. Kisah berisi 69 hal seru yang bisa dilakukan lajang yang tidak terikat pernikahan ini dirangkum dalam buku setebal 144 halaman.

Kehadiran ilustrasi dari Muhammad Taufiq yang akrab dipanggil Emte menghiasi setiap poin berisi satu hal seru. Alhasil, buku karya Feby ini jadi berwarna-warni dan menarik.

Artikel ini dibuat berdasarkan laporan kontributor Merahputih.com wilayah Bandung dan sekitarnya, Yugi Prasetyo. (*)

Dapatkan pula informasi lain mengenai Feby Indirani pada artikel Feby Indirani Angkat Realitas Beragama Dalam Fiksi.

Bagikan

Baca Original Artikel
Bagikan