Feby Indirani Angkat Realitas Beragama dalam Fiksi

Rina GarminaRina Garmina - Sabtu, 23 September 2017
Feby Indirani Angkat Realitas Beragama dalam Fiksi

Penulis buku 'Bukan Perawan Maria', Feby Indirani. (Foto: Istimewa)

Ukuran text:
14
Dengarkan Berita:

SAAT ini kerap terjadi gesekan-gesekan di masyarakat lantaran beda pemahaman. Bahkan tak jarang mereka saling menertawakan satu sama lainnya. Berangkat dari segala problem itulah seorang Feby Indirani menelurkan buku 'Bukan Perawan Maria'.

Di dalamnya, terdapat 19 cerita pendek berisi potret situasi kekinian. Situasi itu jauh terbentuk sebelum isu agama meningkat, khususnya di era Pilkada DKI 2017.

“Hidup di Indonesia ini tak bisa dilepaskan dengan kondisi yang terjadi dalam bangsa ini. Kita tidak hidup di ruang hampa yang terpisah dari lainnya. Respons aku terhadap apa yang sedang terjadi saat ini mencoba dituangkan dalam bentuk cerita-cerita fiksi,” ucap Feby ditemui Merahputih.com di sela-sela Kuliah Terbuka Dr Karlina Supelli, Msc yang bertajuk “Ancaman Terhadap Ilmu Pengetahuan” di Bandung, baru-baru ini.

Dengan obrolan santai, Feby mengungkapkan dirinya yang sedari kecil terbiasa hidup dengan suasana lekat beragama banyak mengambil pelajaran. “Sebagai orang Indonesia tidak lepas dari kehidupan beragama. Menghadapi agama yang bermacam-macam,” ujarnya.

Beberapa bukunya bahkan tak canggung membahas ketuhanan. Alumni jurusan Jurnalistik Fakultas Ilmu Komunikasi Unpad itu telah terbiasa mengumpulkan fakta sebelum menulis. Fakta tersebut kemudian digabungkan dengan narasi fiksi.

Saat di posisi menjadi jurnalis, Feby mengaku tak bisa membuat narasi fiksi sesuai imajinasinya. Untuk itu, gejolak imajinasi ia curahkan melalui tulisan-tulisan cerpen. “Harus profesional. Di saat kita menjadi jurnalis, fakta yang dikedepankan. Nah, untuk memuaskan hasrat imajinasi saya, bisa dengan cara menulis cerpen,” ungkap penulis yang pernah menjadi jurnalis cetak dan televisi ini.

Menurutnya saat ini banyak orang yang menafsirkan agama secara tunggal. Padahal menurutnya ruang lingkung agama itu tak berbatas ruang dan waktu. “Masuk melalui ruang lingkung agama karena aku buat open ending dan akhirnya mengembalikan penafsiran itu ke pembaca. Apa sih yang indah dari fiksi," bebernya.

Di mata Feby, yang terpenting bukan jawabannya, melainkan pertanyaannya. Tugasnya sebagai penulis ialah memicu pertanyaan lebih banyak. Sastra semestinya membuat orang berempati lebih banyak lewat tulisan-tulisan yang menarik perhatian. Melalui 'Bukan Perawan Maria', Feby mengajak pembaca untuk relaksasi beragama.

Buku 'Bukan Perawan Maria' karyanya sukses membuat banyak orang berempati. “Bukan Perawan Maria ini merupakan kado pertama kami, penulis, tim dan penerbit," ujarnya.

Karena gerakan relaksasi beragama yang ia gaungkan merupakan sebuah ajakan agar orang berpikiran lebih terbuka, empati ke pemahaman berbeda, serta menertawakan diri sendiri, bukan orang lain.

"Aku mau bikin lebih banyak tentang seri itu,” harapnya di akhir obrolan. (*)

Artikel ini dibuat berdasarkan laporan Yugi Prasetyo, kontributor Merahputih.com wilayah Bandung dan sekitarnya. Baca pula informasi lain mengenai Feby Indirani pada artikel Feby Indirani Ungkap 69 Alasan Yang Membuat Para Lajang Wajib Bersyukur.

#Feby Indirani #Novelis #Penulis Novel #Bukan Perawan Maria
Bagikan
Ditulis Oleh

Rina Garmina

Cooking Mama :)

Berita Terkait

ShowBiz
Pidi Baiq Bakal Luncurkan Novel 'Dilan 1983 Wo Ai Ni'
Dilan 1983 Wo Ai Ni juga akan dijadikan film layar lebar.
Ananda Dimas Prasetya - Rabu, 08 Mei 2024
Pidi Baiq Bakal Luncurkan Novel 'Dilan 1983 Wo Ai Ni'
Fun
Rekomendasi Novel untuk Temani Perjalanan Mudik
Agar tak terlalu memberatkan dan bikin mumet kepala, bacalah novel-novel ringan yang bisa habis dalam sekali perjalanan.
Hendaru Tri Hanggoro - Rabu, 19 April 2023
Rekomendasi Novel untuk Temani Perjalanan Mudik
Bagikan