Mudik Sambil Wisata Religi di Jalur Pantura Jawa Tengah

Jumat, 29 Maret 2024 - Hendaru Tri Hanggoro

MerahPutih.com - Musim mudik 2024 hampir tiba. Sudah persiapkan kebutuhannya? Bagi yang mudik dengan mobil atau punya waktu luang yang cukup, perjalanan mudik bakal tambah menyenangkan dengan menyempatkan berkunjung ke sejumlah masjid bersejarah nan menarik.

Jalur Pantai Utara di bagian Jawa Tengah dapat menjadi alternatif wisata religi sembari mudik. Berikut ini beberapa rekomendasinya, seperti menukil dari buku Mudik Jelajah Masjid terbitan Kemenparekraf:

Masjid Agung Jawa Tengah

Terletak di Jalan Gajah Raya, Kec. Gayamsari, Kota Semarang, Jawa Tengah, masjid ini hanya berjarak 9,3 kilometer dari Pantai Baruna dan 4,9 kilometer dari Lawang Sewu. Dua objek wisata yang sayang dilewatkan kalau ke Semarang.

Masjid Agung Jawa Tengah memiliki perpaduan arsitektur Jawa, Timur Tengah, dan Romawi. Desain Jawa terlihat dari atapnya yang berbentuk tajug.

Arsitektur Romawi tergambar lewat kehadiran 25 pilar di bagian plaza masjid. Gaya Timur Tengah kental terasa lewat kehadiran payung hidrolik raksasa seperti di Masjid Nabawi, Madinah, dan ornamen-ornamen kaligrafi yang menghiasi berbagai sudut masjid.

Baca juga:

Uskup Agung Semarang Hadiri Salat Id di Masjid Agung Jawa Tengah

Masjid Raya Baiturrahman

Masjid Baiturrahman sarat akan sejarah. Ia juga telah ditetapkan sebagai cagar budaya dan simbol keagamaan Provinsi Jawa Tengah.

Pemancangan 137 tiang fondasi menjadi tanda awal pembangunan salah satu masjid ikonik di kawasan Simpang Lima Semarang ini.

Pembangunannya memakan waktu 6 tahun sebelum akhirnya diresmikan oleh Presiden Soeharto pada Desember 1974.

Pascarenovasi tahun 2021, penampilan masjid berkapasitas 4.500 jemaah ini tak hanya indah, tapi juga mengusung konsep smart building dengan pengoperasian seluruh sistem kelistrikan berbasis komputerisasi.

Masjid Agung Demak

Konon Masjid Agung Demak jadi tempat berkumpulnya para Wali Songo saat menyebarkan ajaran Islam di Pulau Jawa.

Masjid ini didirikan pada abad ke-15 oleh raja pertama dari Kesultanan Demak, Raden Patah.

Beberapa ornamen masjid mengambil simbol hewan bulus, sejenis labi-labi atau kura-kura bertempurung lunak yang memiliki filosofi ‘mlebune sarana alus’ yang berarti mengajarkan ajaran Islam yang halus, tanpa adanya paksaan.

Baca juga:

3 Masjid Bersejarah di Indonesia yang Punya Jejak Sejarah

Masjid Kudus

Jika menara masjid kebanyakan dibuat berupa tugu berkubah, menara di Masjid Al-Aqsha Menara Kudus justru berbentuk candi.

Masjid yang didirikan oleh Sunan Kudus ini dipengaruhi akulturasi budaya Hindu. Selain menara, tradisi seni khas Hindu juga terlihat pada pintu gapura di dalam dan luar ruangan masjid yang mengusung struktur atap tumpang tiga.

Sejak didirikan pada 1549 hingga saat ini, Masjid Al-Aqsha Menara Kudus tak pernah sepi jemaah. (dru)

Baca juga:

Pilihan Destinasi Wisata Religi di Solo Selama Ramadan

Bagikan

Baca Original Artikel
Bagikan