Mudik, Flexing Kampung Halaman

Kamis, 20 April 2023 - P Suryo R

TREN yang muncul di awal pandemi mendorong orang untuk menghargai kesenangan hidup yang sederhana, sebuah filosofi yang bergema dengan kuat dua tahun kemudian. Selama dua tahun terakhir, ungkapan 'romantisasi hidup' muncul di media sosial sebagai seruan untuk bergerak. Popularitasnya meningkat selama beberapa bulan paling suram dari pandemi.

Meminta kita untuk menghargai apa yang kita miliki tepat di depan kita dan untuk hidup dengan niat, tidak peduli seberapa biasa ritual harian kita. Ini menjadi pengingat untuk mencari momen keindahan dan merangkul minimalis.

Baca Juga:

3 Alasan Orang Flexing Berlebihan di Media Sosial

kampung
Momen pulang kampung ini menjadi salah satu cara untuk melepas semua stres. (Unsplash/Ochimaxstudio)

Di waktu lebaran ini terdapat orang-orang yang sudah jenuh akan kehidupan di kota dan menginginkan rehat sejenak dengan kesederhanaan di kampung halaman. Momen pulang kampung ini menjadi salah satu cara untuk melepas semua stres di kota dan istirahat di kampung halaman.

Banyak hal yang bisa dilakukan saat pulang kampung, mulai dari berkumpul bersama keluarga untuk menikmati santapan khas lebaran, pergi ke tempat ziarah dan pergi ke tempat wisata di desa. Ada beberapa hal yang membuat orang ingin pulang kampung pada saat lebaran. Salah satunya adalah keindahan alam.

Pulang kampung memberikan kesempatan untuk menikmati keindahan alam yang tidak tersedia ketika kita tinggal di kota. Misalnya, orang yang tinggal di kota besar mungkin merindukan udara yang segar dan kehijauan alam yang asri di kampung halaman mereka.

Pada tahun 2021, sempat viral seorang perempuan membagikan pengalamannya tinggal di desa. Bukan karena ia senang tinggal di desa atau keindahan desa yang ia tempati. Justru karena ia menceritakan kerasnya kehidupan di desa. Momen yang dibagikan Ayu lewat akun @nonayu96 di TikTok memperlihatkan pemandangan hamparan sawah di depan sebuah gunung khas pedesaan.

Baca Juga:

Jangan Flexing 4 Hal ini di Media Sosial

kampung
Kehidupan dimana saja sama, bergantung menyikapinya. (Pexels/Ihsan Adityawarman)

“Orang-orang kota berlomba ingin hidup dalam keasrian desa. Sampai mereka tahu bahwa di desa... orang tua dan keluarga toksik,” sebut Ayu dalam keterangan videonya.

Ada beberapa hal yang membuat kehidupan di desa terasa keras, mulai dari warga yang memiliki sifat ikut campur hingga lowongan pekerjaan yang terbatas. Infrastruktur pun disebutnya masih tidak merata, masih banyak jalanan yang berantakan dan parahnya masih banyak pengendara yang tidak taat peraturan.

Meskipun di masa lebaran ini banyak masyarakat yang merantau pulang kampung. Tapi semua keindahan pemandangan yang ada akan menutupi bagaimana kerasnya hidup di kampung. (ahs)

Baca Juga:

Sebaiknya Kendalikan Diri agar Tidak Flexing

Bagikan

Baca Original Artikel
Bagikan