Mobil Balap Mazda Gunakan Bahan Bakar Sintetis Netral-Karbon
Selasa, 25 Juli 2023 -
MAZDA, produsen mobil kenamaan Jepang, ikut mengeksplorasi penggunaan bahan bakar netral karbon sintetis. Perusahaan itu berpartisipasi dalam ENEOS Super Taikyu Series tahun ini dan mengambil langkah baru dengan memperkenalkan Mazda CNF Concept yang akan segera berlomba.
Mobil Mazda MX-5 Miata yang akan digunakan dilengkapi dengan mesin Skyactiv-G 2.0 liter empat silinder tanpa turbo. Mobil itu akan bersaing di kelas ST-Q yang baru saja diperkenalkan untuk kendaraan balap khusus dari berbagai produsen.
Baca Juga:
Porsche Mulai Produksi Bahan Bakar Sintetis

Perkembangan bahan bakar alternatif semakin relevan dalam dunia balap dan industri mobil secara keseluruhan. Sebagai contoh, Dacia berencana untuk menggunakan bahan bakar sintetis dalam Reli Dakar 2025.
Bahkan, Formula 1 juga berencana mengadopsi bahan bakar sintetis dalam beberapa tahun mendatang, seperti yang dijelaskan oleh mantan Juara Dunia F1 Sebastian Vettel setelah pensiunnya.
Meski produsen mobil terus berinvestasi dalam kendaraan listrik bertenaga baterai. Namun bahan bakar sintetis menjadi populer karena dapat menjadi salah satu solusi untuk mencapai netralitas karbon.
Porsche, misalnya, sedang mengembangkan bahan bakar sintetis di pabriknya di Chile. Tetapi proses produksinya masih membutuhkan waktu bertahun-tahun sebelum dapat memproduksi jumlah yang signifikan untuk memenuhi kebutuhan dunia.
Baca Juga:
Bahan Bakar Fosil adalah Sumber Masalah, Bukan Mesin Bensin

Sayangnya ada keraguan dalam kelangsungan teknologi bahan bakar netral karbon karena memerlukan banyak energi dalam pembuatannya. Seperti Kepala Volkswagen mengekspresikan kekhawatiran mengenai hal itu dan menyebutnya sebagai 'kebisingan yang tidak perlu'.
Kendati demikian, produsen mobil terus mengevaluasi dan mengeksplorasi bahan bakar sintetis sebagai alternatif yang mungkin untuk mobil bertenaga pembakaran yang ada saat ini.
Uni Eropa telah memberikan izin untuk penjualan mobil baru yang menggunakan bahan bakar sintetis setelah tahun 2035. Ini memberikan alternatif bagi produsen mobil menghadapi larangan mesin pembakaran internal di wilayah tersebut.
Selain itu, efisiensi produksi menjadi kunci penting dalam keberhasilan bahan bakar sintetis. Salah satu alasan Porsche memilih pabriknya di Chile adalah karena wilayah tersebut memiliki angin yang bertiup sepanjang tahun, memberikan sumber daya energi terbarukan yang potensial seperti turbin angin. (waf)
Baca Juga:
Emirates Berhasil Uji Terbang dengan Bahan Bakar Minyak Goreng?