Meski Terimbas Pelemahan Rupiah, Perusahaan Garmen di Kudus Belum PHK Karyawan
Senin, 31 Agustus 2015 -
MerahPutih, Bisnis-Pelemahan nilai tukar rupiah terhadap dollar Amerika Serikat (AS) berimbas ke perusahaan garmen di Kabupaten Kudus, Jawa Tengah. Ongkos produksi kian meningkat karena perusahaan garmen menggunakan bahan baku impor.
"Perusahaan garmen paling terpukul dengan pelemahan nilai tukar rupiah terhadap dolar AS, dibanding perusahaan lain. Sebab, perusahaan garmen juga menggunakan bahan baku impor dengan persentase antara 40--60 persen disesuaikan jenis produksi," kata Sekretaris Asosiasi Pengusaha Indonesia (Apindo) Kudus, Hamidin di Kudus, Jateng, seperti dikutip Antara, Senin (31/8).
Untuk mengatasi permasalahan biaya produksi tinggi akibat pelemahan nilai tukar rupiah dan pelambatan ekonomi, perusahaan sudah berupaya melakukan efisiensi di segala lini, termasuk menggunakan bahan baku lokal sebagai substitusi.
Sementara pilihan pengurangan tenaga kerja, kata dia, hingga kini belum ada perusahaan yang menempuh cara tersebut karena cara lain masih bisa dilakukan.
Beberapa perusahaan garmen di Kudus, lanjut dia, ada yang menempuh jalan pengurangan jam kerja atau hari kerja.
"Jika sebelumnya pekerja masuk kerja selama enam hari dengan tujuh jam kerja per hari, ada yang dikurangi menjadi tiga hingga lima hari kerja," ujarnya.
Dengan cara tersebut, kata dia, perusahaan tentunya bisa menekan biaya dari sisi tenaga kerja tanpa harus melakukan pemutusan hubungan kerja (PHK).
Kepala Dinas Sosial Tenaga Kerja dan Transmigrasi Kudus, Ludful Hakim, mengungkapkan, hingga kini memang belum ada laporan perusahaan di sana mem-PHK buruh menyusul pelemahan nilai tukar rupiah itu.
"Meskipun demikian, kami tetap mengkhawatirkan kondisi perekonomian saat ini bakal berimbas terhadap pekerja," ujarnya.
Perusahaan yang selama ini menggunakan bahan baku impor, kata dia, tentunya sudah berupaya menekan tingginya biaya produksi dengan berbagai cara.
Akan tetapi, kata dia, melihat pergerakan nilai tukar rupiah yang semakin melemah, tentunya pilihan efisiensi bakal mengarah ke PHK karyawan. (Luh)
Baca Juga:
Rupiah Keok Rp14.067 per Dollar, IHSG Tembus 4.500
Pengamat Ekonomi Nilai BI Tak Bisa Diandalkan Hadapi Pelemahan Rupiah