Menjawab Ulang Tahun PDIP Lebih Tua dari Umurnya

Senin, 10 Januari 2022 - Wisnu Cipto

PARTAI Demokrasi Indonesia Perjuangan (PDIP) merayakan ulang tahun ke-49 hari ini, 10 Januari 2022. Kenapa usianya bisa jauh lebih tua? Padahal, Presiden ke-5 RI Megawati Soekarnoputri sendiri baru mendeklarasikan lahirnya PDIP pada Februari 1999, atau sekitar 22 tahun lalu. Ternyata, partai yang kembali sukses menempatkan kadernya Joko Widodo (Jokowi) sebagai Presiden ke-7 RI itu meneruskan hari lahir Partai Demokrasi Indonesia (PDI) yang berdiri pada 1973.

Baca Juga:

Air Mata Basahi Pipi Megawati Saat Ceritakan Sejarah PDI ke PDIP

Pasca-Pemilu 1971, Presiden Suharto melalui MPR yang dikuasai Golongan Karya (Golkar), mengeluarkan ketetapan Pemilu 1977 hanya boleh diikuti tiga perserta, demi melanggengkan kemenangan penyokong utama rezim Orde Baru (Orba) itu dalam pemilu. Akibatnya, partai-partai Islam seperti NU, PSII, Parmusi, dan Perti, membentuk Partai Persatuan Pembangunan (PPP) pada 5 Januari 1973. Lima hari berselang, Partai Katolik, Parkindo, Partai Murba, IPKI, dan PNI berfusi dalam satu wadah PDI. Sejak 1977 sampai pemilu terakhir masa Orba 1997, pesta demokrasi lima tahunan hanya diikuti Golkar, PPP, dan PDI, dengan 'Beringin Kuning' selalu menguasai MPR untuk memberi Suharto mandat sebagai presiden.

Kerusuhan 27 Juli 1996. FOTO/Arsip Nasional
Kerusuhan 27 Juli 1996 di kantor DPP PDI Jakarta. FOTO/Arsip Nasional

Megawati sendiri baru masuk PDI awal 1987, menyusul suaminya Taufiq Kiemas. Ketua Umum (Ketum) PDI 1986-1998 Soerjadi saat itu berusaha merekrut trah Sukarno untuk menaikan pamor partai. Taufiq yang gabung sejak 1986, juga berhasil membujuk iparnya Guntur dan Guruh. Masa bulan madu Soerjadi dan Mega tidak berlangsung lama. Putri sulung Sukarno itu malah terpilih sebagai Ketum DPP PDI 1993-1998 dalam Kongres Luar Biasa (KLB) Surabaya Desember 1993, melahirkan dualisme kepengurusan. Didukung pemerintah, Soerjadi menggelar Kongres Medan 1996 mengkudeta Mega hingga berujung kerusuhan 27 Juli (Kudatuli) di kantor DPP PDIP Jakarta. Suharto menggunakan kerusuhan itu sebagai dalih PDIP Soerjadi yang berhak ikut pemilu 1997 dan membungkam kegiatan aktivitas politik Mega. Setelah Suharto jatuh 1998, Megawati muncul dengan partai baru PDIP dalam Pemilu 1999 sebagai partai pemenang dengan peroleh suara 35.689.073 dan menguasai 153 kursi di DPR. Sejarah mencatat dalam pemilu pertama era Reformasi yang diikuti 48 parpol itu, PDIP harus bertarung dengan partai 'ibunya' PDI dan empat 'saudara' lain yang juga berlambang banteng. (frs)

Baca Juga:

PDIP Segera Bangun Monumen Kudatuli

Bagikan

Baca Original Artikel

Berita Terkait

Bagikan