Menilik Wajah Industri Konveksi Tekstil Rumahan di Jakarta
Senin, 28 Oktober 2024 -
Merahputih.com - Aktivitas pekerja menyelesaikan pekerjaan konveksi di Sinergi Adv Nusantara Jl. Arsip 2, Srengseng Sawah, Jakarta Selatan, Senin (28/10/2024).
Kondisi industri konveksi tekstil di Indonesia saat ini mengalami tantangan yang signifikan. Menurut Ketua Umum Ikatan Pengusaha Konveksi Berkarya (IPKB), Nandi Herdiaman, sektor ini telah stagnan sejak penerapan Permendag No. 8 Tahun 2024 tentang kebijakan impor.
Impor tekstil dengan kualitas dan harga murah menekan penjualan produk tekstil dalam negeri. Sejak diberlakukannya peraturan Permendag No. 8 Tahun 2024, industri konveksi telah mengalami penurunan produksi yang drastis hingga mencapai 70% pada puncaknya.
Saat ini, Nandi memperkirakan bahwa hanya sekitar 60% dari total perusahaan konveksi yang masih beroperasi, dengan banyak di antaranya berjuang untuk tetap bertahan. Terbaru, salah satu produsen TPT terbesar di Indonesia dan Asia Tenggara, yakni PT Sri Rejeki Isman Tbk (SRIL) atau Sritex dinyatakan pailit oleh Pengadilan Negeri (PN) Niaga Semarang beberapa waktu lalu.
Padahal Menteri Usaha Mikro Kecil dan Menengah (UMKM) Maman Abdurrahman menyatakan sektor UMKM menjadi salah satu pendorong utama ekonomi Indonesia dan berperan penting dalam pencapaian target pertumbuhan ekonomi Indonesia sebesar 8 persen yang ditargetkan oleh Presiden Prabowo Subianto serta penyumbang tenaga kerja kurang lebih 90-95 persen. Kini apakah pemerintahan baru Prabowo-Gibran akan meningkatkan daya produk UMKM industri tekstil rumahan ditengah maraknya impor produk tesktil dengan harga murah?. (MP/Didik Setiawan).