Mengenal Upacara Perdamaian Bakar Batu Papua

Selasa, 29 Maret 2022 - Raden Yusuf Nayamenggala

BARAPEN atau Bakar Batu merupakan upacara sangat penting bagi masyarakat Papua. Fungsi dari upacara tersebut sebagai bentuk perdamaian untuk mengakhiri permusuhan akibat perang suku, dan permasalahan lain melibatkan banyak orang.

Upacara tersebut biasanya dilaksanakan melalui suatu persiapan cukup panjang. Sepekan sebelum dilakukan upacara, kaum laki-laki disibukkan dengan menyiapkan kayu dan batu tak mudah pecah saat dibakar.

Baca Juga:

Damai Ajalah Jangan Siksa Budget Demi Gengsi

Sementara para perempuan, bertugas mengumpulkan ubi jalar, sayur-sayuran, dan keladi. Setelah semuanya siap, barulah ritual tersebut dilakukan. Selanjutnya, babi-babi dibawa ke tengah lapangan dikeliling para tamu untuk dipanah dan dipotong.

Babi tersebut lantas dipotong khusus dipersembahkan bagi roh nenek moyang. Potongan daging babi tersebut diletakkan di bawah pohon dianggap sakral.

Bakar Batu mengusung semangat perdamaian, gotong royong dan kebersamaan (Foto: pixabay/stocksnap)

Memasak dengan Bakar Batu diawali membuat lubang dalam tanah. Lubang tersebut dialasi rumput alang-alang, lalu diisi dengan batu merah membara nan sebelumnya sudah dipanaskan dalam api.

Di atas batu panas tersebut, ditaruh rumput alang-alang, kemudian di atasnya diletakkan ubi jalar lalu ditutup dengan rumput. Setelah itu di atasnya ditaruh batu panas lagi, kemudian ditutup dengan lapisan rumput kembali, dan ditutup dengan daun pisang, kemudian di atas daun pisang ditaruh daging babi sudah disiapkan.

Selanjutnya ditutup rumput kembali dan diletakan batu panas lagi. Di atas batu panas lantas ditutup rumput, guna menghindari keluarnya uap panas. Setelah sekitar 1 jam, tumpukan tadi siap dibuka.

Bahan makanan sudah dimasak akan dibagi dan dimakan bersama. Bakar Batu merupakan kegiatan bersama, mulai dari persiapan, proses bakar batu, pembagian hasil bakar batu, dan menikmati hidangan bakar batu.

Momen Bakar Batu tersebut akan dipergunakan sebaik mungkin, agar bisa menikmati makanan bersama keluarga besar, untuk kembali merasakan keutuhan keluarga.

Adapun tujuan dari tradisi tersebut mempererat tali persaudaraan dan mengikat satu sama lain. Sebab, dalam proses bakar batu tersebut dilakukan secara gotong royong dan saling menolong.

Baca Juga:

Tidak Menghadiri Pernikahan Mantan Bukti Kamu Berhasil Mendamaikan Ego Pribadi

Pada sejarahnya zaman dulu, Bakar Batu bagi masyarakat pegunungan tengah Papua merupakan pesta daging babi. Namun, sekarang pada sejumlah tempat pesta bakar batu tak lagi hanya daging babi, melainkan menyediakan daging ayam nan akan disuguhkan untuk peserta upacara tak bisa makan daging babi. Hal itu merupakan salah satu bukti tingginya toleransi masyarakat papua.

papua
Bakar batu memiliki maknda mendalam bagi masyarakat Papua. (Unsplash-Surya Prakosa)

Bakar Batu juga memiliki makna mendalam sebagai ungkapan syukur pada Tuhan serta simbol solidaritas kuat. Ritual memasak bersama tersebut bertujuan untuk mewujudkan rasa syukur pada Tuhan.

Selain untuk mengakhiri perang dan permusuhan, Bakar Batu juga bisa dijadikan sebagai alat memperkuat keakraban dengan keluarga, kerabat, menyambut kabar bahagia, mengumpulkan prajurit untuk berperang, dan pesta setelah perang.

Tak hanya itu, tradisi tersebut pun kerap dilakukan untuk menghimpun orang dalam proses pembukaan ladang, kematian, kelahiran, berburu, perkawinan, membangun rumah, dan hal lainnya.

Belakangan, Bakar Batu, seturut Hobel Samakory, pada Bakar Batu (Inventarisasi Warisan Budaya Tak Benda (WBTB), Papua, kini juga menjadi bagian dari setiap rentang kehidupan masyarakat Papua, selalu hadir di setiap perayaan apalagi telah ditetapkan sebagai salah satu inventaris Warisan Budaya Takbenda Nusantara.

Upacara Bakar Batu juga merupakan salah satu simbol kesederhanaan masyarakat Papua. Muaranya membawa keadilan, persamaan hak, kebersamaan, kekompakan, kejujuran, ketulisan, serta keihklasan membawa perdamaian. (Ryn)

Baca Juga:

Gimana Bentuk Emoji Melambangkan Perdamaian di iOS 15.4

Bagikan

Baca Original Artikel
Bagikan