Meneguk Moke, Minuman Beralkohol dari Nusa Tenggara Timur
Minggu, 16 Februari 2025 -
Merahputih.com - Berwarna bening dengan bau yang khas. Serta cita rasa sedikit asam dan hangat ketika diteguk merupakan Moke, minuman beralkohol dari Nusa Tenggara Timur (NTT).
Moke merupakan air fermentasi yang bersumber dari bunga tandan dari pohon moke, atau dikenal dengan moke putih. Untuk kualitas baik, pemilihan bunga merupakan hal yang paling penting.
Minuman ini kerap hadir dalam agenda perkumpulan adat, rapat desa hingga acara pernikahan. Keberadaan minuman ini sendiri memiliki makna bagi masyarakat Flores.
Moke dianggap sebagai arti sebuah persatuan dan kebersamaan. Hal ini juga ditunjukan saat meminumnya, di mana sejumlah orang akan berkumpul dalam satu lingkaran.
Dalam pandangan lain, meneguk Moke dalam perkumpulan juga diartikan diterimanya seseorang dalam satu kelompok masyarakat.
Proses panjang dibutuhkan untuk mengolah Moke. Dimulai dari pemilihan tandan bunga sampai penyulingannya. Namun demi mendapatkan 'Bakar Menyala' alias Moke rasa terbaik, proses panjang bukanlah suatu hambatan.
Baca juga:
Mengenal Tradisi Belis di NTT, Mahar yang Harus Disiapkan untuk Meminang Perempuan
Petani yang hendak mendapatkan air Moke mesti mencari pohon enau yang akan berbunga. Sambil memanjat pohon setinggi 10 meter lebih, petani harus membawa pisau atau golok, serta bambu berbentuk tabung berdiameter 15 cm, panjang 1 meter, dan sabuk pengaman.
Petani mesti membuka kuncup bunga enau dengan menggunakan pisau atau golok secara hati-hati. Setelah semua tandan terbuka, lalu tandan dirundukkan dengan menggunakan tali yang diikatkan pada pelepah daun bawah, dan dibiarkan selama 3-4 hari.
Air enau akan menetes, di mana warnanya seperti putih susu. Supaya air terkumpul ditampung dalam bambu yang disiapkan.
Proses mengumpulkan air enau ini sampai berhari-hari, sehingga perlu antisipasi untuk menjaga rasa air tetap asli. Menurut kebiasaan masyarakat Flores diperlukan
kapur sirih atau daun-daun khusus dalam bambu untuk mencegah air agar tidak menjadi asam.
Setelah ditunggu sampai waktu tertentu, air Moke akan disaring. Setelah itu, dipanaskan dalam periuk tanah sampai mendidih.
Pembuatan moke memerlukan keuletan, kesabaran dan keahlian khusus demi hasil yang berkualitas.
Perhitungan waktunya, untuk satu botol Moke butuh lima jam, karena menunggu tetesan ddari alat penyulingan yang menggunakan bambu.
Kebiasaan masyarakat Flores, meminum Moke dengan cemilan khas seperti lepeng ikan kuah asam, ikan bakar, sop kambing, pisang bakar/rebus dan sambal lemon atau sambal tomat. (Tka)