Masker Tanah Liat, Mengencangkan dan Mencerahkan Wajah
Senin, 23 April 2018 -
PERAWATAN kecantikan kaum hawa kini semakin beragam. Untuk masker saja begitu banyak jenis masker yang beredar di pasaran seperti mask sheet, mask jelly,charcoal mask, mud mask atau clay mask. Jenis masker yang paling banyak digemari oleh perempuan adalah clay mask. Clay atau tanah liat yang kaya akan mineral ini biasanya berasal dari pegunungan vulkanis. Masker ini ampuh untuk membersihkan debu dan kotoran yang menyumbat dalam pori-pori.
Clay mask memiliki perbedaan dari segi tempat pengambilan dan daya serap. Perbedaan tersebut membuat clay mask memiliki jenis beragam dan ditujukan untuk kondisi kulit beragam.“Kaolin clay ditujukan untuk tipe wajah kering dan sensitif sementara bentonite clay ditujukan untuk wajah berminyak,” terang dokter kulit Gaby Syerly.
Bentonite merupakan salah satu jenis clay mask terkuat karena kemampuan menyerapnya sangat besar. Clay mask berbahan bentonite juga dapat menyerap toksin dan minyak berlebih.

Produk kecantikan yang satu ini tak hanya mengandung tanah liat. Ada berbagai komposisi lain yang digunakan dalam clay mask. Kandungan yang terdapat di satu jar clay mask antara lain tea tree oil, olive oil, dan madu. Komposisi tersebut semakin menunjang khasiat dari clay mask.
Clay mask menjadi senjata andalan bagi pemilik kulit berjerawat dan pori-pori besar. Itu karena clay mask dapat membersihkan pori-pori sehingga kulit senantiasa bersih dan terhindar dari jerawat. Selain dapat menyerap minyak berlebihan dan membersihkan pori-pori. Clay mask bermanfaat untuk mengencangkan dan mencerahkan wajah.
Banyaknya manfaat yang terdapat dalam clay mask membuat permintaan masker itu meningkat. Para produsen skin care pun berlomba-lomba memproduksi clay mask terbaik. Namun tak banyak yang tahu bahwa clay mask dapat dibuat secara mudah. Hal tersebut telah dibuktikan dalam acara yang digelar oleh Honey Lane, beberapa waktu yang lalu.
Dalam acara bertajuk Honey for a Real Beauty, Honey Lane mengajak kaum hawa untuk meracik sendiri clay mask. Pada kesempatan tersebut hadir pula dokter Gaby Syerly yang membimbing para peserta dan Sarah Ayu Hunter yang membagikan pengalamannya dalam menggunakan clay mask.
Khasiat pada clay mask tersebut tentunya lebih terasa efektif. Bagaimana tidak? mereka dapat memiliki clay mask yang sesuai dengan jenis kulit mereka. Bahan-bahannya pun mereka yang menentukan sendiri.
Honey Lane telah menyediakan alat dan bahan yang dibutuhkan seperti air, 25 gram kaolin clay, 7 gram bentonite clay, 4 gram pink French clay, 4 mililiter olive oil, 4 mililiter tea tree oil, 4 mililiter essence, pengawet Phenonip non paraben dan mangkuk untuk meracik.
Pertama-tama peserta harus meracik bahan-bahan yang telah disediakan. Komposisi bahan yang dicampurkan harus disesuaikan dengan tipe kulit. Bagi pemilik kulit kering, komposisi kaolin clay dan pink French clay bisa dicampurkan lebih banyak.“Diantara semua jenis clay, kaolin clay merupakan yang teringan,” jelas dokter Gaby.
Selanjutnya, masukkan madu. Madu dapat dituangkan sesuai selera. Semakin banyak madu yang dicampurkan semakin baik. Itu dikarenakan madu memiliki sifat moisturizer atau melembabkan. Madu yang dicampurkan adalah raw honey dari Honey Lane. Lalu tambahkan 24 mililiter air dan tea tree oil.

"Bagi yang berjerawat, tea tree oil dapat mengurangi radang pada jerawat," jelas dokter Gaby. Langkah terakhir adalah mengaduk clay mask hingga mengental dan memasukkan ke dalam wadah.
Sebagai brand madu, Honey Lane mengajak para wanita untuk meracik honey clay mask. Tujuannya adala untuk mengedukasi masyarakat bahwa madu dapat diaplikasikan dalam kehidupan sehari-hari. “Clay mask adalah contoh produk yang simple, mudah dibuat dan diaplikasikan setiap hari,” tutur CEO Honey Lane, Noviza Gealdia.
Noviza menambahkan bahwa madu dapat dijadikan salah satu modal untuk menjalani pola hidup sehat. “Selain untuk mengganti refined sugar, madu juga dapat dipakai untuk merawat kulit dengan mengoleskannya ke wajah juga bibir,” jelasnya. (avia)